Bidadari tak bersayap

Bidadari tak bersayap Karakter perempuan : ulan Ulan adalah anak kedua dari tiga bersaudara tanggal lahir 23 mey 2001 bombana, sebelum mengenal saya lebih dalam saya perkenalkan dulu keluarga saya Ibu saya namanya yati bapak saya muhsiq dan kaka laki-laki saya adalah arung oiya hampir lupa adik saya yang laki-laki namanya ardi mereka semua adalah harapan saya sehingga saya punya semangat yang tinggi sampai hari ini Saya lahir dan dibesarkan Di bombana sekarang saya sudah berada di bangku sekolah SMA, ternyata ingin menjadi dewasa bukan hanya tubuh kita yang menjadi dewasa ternyata banyak juga keinginan yang tumbuh sehingga menjadi tantangan kita ketika untuk melewati semua, Karakter laki-laki : cakra Cakra adalah anak pertama dari dua bersaudara Perkenalkan nama saya cakra lahir di bombana, tanggal 24 april tahun 1998 saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya sendiri dan kami sekeluarga beragama islam, sekarang saya dibangku kuliah semester dua dengan program study teknik mesin di kota makassar. perkenalkan juga kedua orang tuaku, ibu saya namanya darmawati dan bapak saya yang biasa saya panggil etta namanya andi idris, apa yang istimewa dari keluarga saya tidak ada selain melihat kedua orang tua saya sehat-sehat dan baik-baik di rumah, itulah yang membuat saya bahagia sehingga saya sangat semangat mengejar mimpi di kota makassar. Hampir lupa adik saya namanya andi illang tanggal lahir tanggal 21 februari 2021, di hari itu saya libur semester satu saya melihat adek saya di rumah memakai seragam SMA lalu aku menanyakan sesuatu kepadanya Cakra : adaji mutau di sekolah Illang : hi...adaji “bahasa bugis, magai we? ” kenapa? . Cakra : oww. Ibu saya memanggil kami berdua untuk makan siang berteriak cakra, illang pergi makan, bapak saya masih bekerja di depan rumah, ibu saya “panggil dulu ettamu di depan” Oiye ibu. Di Hari libur saya memanfaatkan waktuku dan membantu bapak di bengkel motor untuk memperbaiki motor-motor yang rusak, langganan bapak saya terlihat banyak sekali aku memikirkan bisakah menyelesaikan semua motor-motor rusak ini. Ibuku : memanggil saya “nak belikan dulu ibu tabung gas” Cakra : Oiye bu. Tempat saya membeli tabung gas saya bertemu dengan sahabatku sewaktu saya masih sekolah di SMK namanya ishak mereka lagi duduk terlihat seperti sudah menyelesaikan pekerjaan berat, saya menyapanya Cakra : dengan salam apa kabar Ishak ? Ishak : tersenyum “alhamdulillah baikji sodara” mau di apa itu tabung gas Cakra : di suruhka sama mamaku beli kalau adaji nejual aji “tertawa “ Ishak : kuliahko atau menganggurko ? Cakra : alhamdulillah kuliahka di makassar ! kamu kuliah ko? Ishak : tidak lulus tes ka sodara, mungkin tahun depan saya tes lagi, Cakra : ok pale sodara, saya pulang dulu bawakan tabung gas mamaku, oiya nanti malam nongkrong dimana bagus Ishak : disini saja sodara, disini ji biasanya sering nongkrong teman-teman yang lain. Menjelang magrib bapak saya terlihat akan berangkat kemasjid, saya yang Baru-baru selesai habis mandi ibu saya katakan tentang sholatku nak semenjak hari liburmu tidak pernahki seliat pergi sholat, saya tidak menjawab apa-apa dan aku pergi mengambil air wudhu. Setelah sholat maghrib ibu saya kedatangan tamu, diruang tamu aku melihat ibu saya bercerita yang suananya terdengar semakin semangat. Suara masjid mulai terdengar tidak lama lagi waktunya sholat isya tamu ibu saya terlihat Berpamitan akan kepulangannya dan bapak saya terlihat akan pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat isya, Handphone ku terlihat ada pesan masuk dari Ishak Ishak : di manaki sodara? Cakra : lagi di rumah Ishak : kesinimi di jalan Cokro Cakra : tunggu saya makan malam dulu sama keluarga, kalau sudah ini saya langsung kesana. Ishak : jangan lupa bawa gitarmu Nha Cakra : ok siap Ishak. Suasana Makan malam bersama keluarga saya, bapak saya bercerita tentang kehidupan di kota makassar menceritakan saat dia masih muda ia pernah merantau di sana kehidupannya dirantaun “bapakmu waktu masih muda, dulu masih ujung pandang namanya kalau sekarang kan namanya makassar, waktu itu bapak mau pergi belanja di pasar butung mau beli baju baru pas saya sampai disana tiba-tiba Dompetku jatuh saya tidak tau di mana jatuh itu Dompetku terpaksa bapak tidak jadi beli baju “tertawa” , pekerjaan bapak waktu di makassar tukang bengkel motor bos saya orang Tionghoa ketat sekali aturannya, terlambat sepuluh menit saja bos pasti marah-marah pake bahasa Tionghoanya, keluarga dan saya tertawa mendengarkan cerita itu. Setelah makan malam selesai handphone saya tak henti berbunyi Panggilan itu pastinya dari teman saya, ibuku “itu pacar kamu menelfon” saya tersenyum, itu teman saya bu yang tinggal dijalan cokor, tadi sore kita janjian katanya ada rapat penting sebentar malam kalau tidak ada saya rapatnya tidak akan jadi makanya itu handphone di telfon terus, ibuku “boro-boro rapat apa, paling rapatmu bahas urusan orang lain”. Saya tertawa. Ibu bilang kalau keluar rumah jangan lupa baca doa. Sesampainya disana dijalan Cokro, teman saya terlihat ada sekitar sepuluh orang Sebagian terlihat sibuk main game yang lain juga sedang bercerita, Ishak menyapa saya he lansung mengambil dan memainkan gitar yang saya bawa dari rumah, menyanyikan lagu dari iwan fals judulnya pesawat tempur, saya tersenyum melihat mereka semua saat kumpul bersama disini. Ishak semakin terdengar suara gitarnya saat memainkan bagian reff ”penguasa-penguasa berilah hambamu uang beri hamba uang” saya dan semua temanku spontan ikut menyanyikan itu. Ku bakar satu batang rokok sambil mendengar mereka bernyanyi, kuliat beranda sosial media di handphoneku, saya melihat postingan sosial media dari ulan berfoto di cafe bersama teman-temanya. Kehidupan ini singkat terasa ketika kita telah lewati waktu dengan kesibukan kita masing-masing, alam yang berbisu kepada waktu dan waktu tidak melihat siapa yang akan hidup. Waktu menunjukkan jam dua belas malam saya yang masih duduk di sini dan teman-temanku satu persatu akan pulang kerumahnya, cerita-cerita temanku yang makin panas karena membahas kondisi politik Indonesia. Ishak dengan tawanya “pulang-pulang kalau sudah jam begini banyakmi itu ceritanya” semuanya tertawa. Semuanya tertawa Tidak hanya itu cerita-cerita kami semakin sesat karena sampai-sampai debat soal kebenaran. Apalagi Ishak sudah mengeluarkan teori Darwin dan teman yang satu mengeluarkan teori imam syafi’i saya melihat benar-benar bahwa kondisi ini harus saya hindari karena tidak ada mau mengalah kondisinya sangat terlihat panas. Saya berpamitan pulang kerumah Cakra : pulangka dulu saya. Ishak : sebentarpi pulang, nanti kita sama-sama pulang Cakra : sakit kepalaku klo bahas teori begini, tidak nyambung, mending pulang tidur Ishak : astaga teori dasarji ini, sebentarpi Pulang cakra! Cakra : okok, saya tertawa Pembahasan mereka semakin jauh tidak hanya itu saat kuperhatikan semakin dalam semakin tersesat berdebatan mereka berdua yang terdengar dan waktu menunjukkan jam diam malam tanpa kupikir panjang dan pamitan saya meninggal mereka semua. Aku pulang kerumah dan kubawa motor dijalanan saya hampir menabrak seekor anjing yang berkeliaran di malam hari, sesampainya dirumah aku lansung terbaring di kamarku memikirkan apalagi yang harus kulakukan di esok hari selain membantu pekerjaan bapak di bengkel. Tinggal dua hari lagi liburku akan berakhir aku merasa bersedih hati karena kepergianku ke makassar dan meninggalkan keluarga dirumah, banyak sebab kenapa aku masih ingin tinggal dirumah ada alasan kenapa aku harus tetap bersekolah dirantauan. Hari ini hari minggu kakek dari bapak saya datang kerumah ia memanggilku, dan mengajak saya akan pergi berkebun saya melihat perlengkapan perkebunan kakek saya terlihat sangat banyak sekali. Kakekku : memanggil bapakku, saya melihat mereka berdua dari jauh, saya tidak tau apa yang mereka bahas berdua. Bapakku : temani kakekmu dulu pergi ke kebun nak, karena masih ada motor yang tersisa mau kukerja. Kakekku : sinimi cakra kita ke kebun coklat hari ini Saya tersenyum melihat semangat kakekku akan pergi kekebun coklatnya, kebun itu tidak jauh dari rumah jaraknya sekitar lima ratus kilo meter, saya dan kakek berjalan kaki tak lama diperjalanan kakek saya hanya terdiam saya tidak tau ada apa dalam fikirnya dan perasaanya, sempainya di kebun kakek saya menyimpan barang-barangnya di bawa pohon yang teduh dan mengumpulkan daun-daun yang kering untuk mereka bakar nanti, saya terlihat seperti anak kecil saat bersama kakek saya ilmu saya disekolah seolah tidak ada gunanya ketika saya ikut berkebun dengan kakekku, satu pelajaran penting yang saya petik saat ikut dan melihat perkerjaan kakek saya sebenarnya adalah kesabaran sebab ketika menunggu satu pohon yang akan berubah itu sangat menguji kesabaran seorang petani, termasuk kesabaran kakek saya. Saya mengambil penjolok dan memetik buat coklat yang terlihat warna kuning, satu buah yang terjatuh pas-pas di atas kepalaku rasanya lumayan sedikit sakit kakekku terlihat sibuk memisahkan kuliat dan isinya dari buah coklat, waktu tidak terasa terasa melaju dalam kesibukan kami berdua. Api yang terbakar tadi mulai meredup asapnya mulai melebar hingga tatapan saya terasa nyeri hingga air mata teteskan air mata, hasil panen coklat hari ini terlihat sudah terkumpul didalam karung semua perlengkapan kebun terhambur dan aku mengumpulkannya karena kelelahan sudah tak mampu lagi untuk melanjutkan pekerjaan, disisi lain tidak ada cerita dan kata selain bergegas akan pulang kerumah. Kakek saya mengangkat karung terlihat coklat itu berada diatas punggungnya kami membawa pulang hasil panen itu, saya mengikuti arahnya iya berjalan dan aku memegang perlengkapan perkebunan kakek sedikit lumayan berat, suasana mulai semangat lagi karena kepulangan kami membawa hasil panen tadi. Sesampainya dirumah nenek saya, dia tersenyum melihat kepulangan cucunya dari kebun bersama kakek, nenek saya bilang kasian aku melihat cucuku yang dari kebun dan tertawa, tidak lama setelah itu saya berpamitan pulang kerumah. Sore harinya saya berada dirumah terlihat bapak saya yang masih sibuk melakukan pekerjaan, keberadaan saya di kampung halaman sejak hari libur terlihat keluarga saya hari-harinya di sibukkan dengan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga besar kami. Saya melihat masa depan diri saya sendiri bagaiamana akan menggantikan peran ayah apakah sanggup menghidupi keluarga seperti keluarga ayahku, tapi keraguan itu tidak mungkin terus mengganggu pikiranku, saya tetap yakin rencana pencipta tidak akan bisa melampui rencana kehidupan dunia. Sore hari terlihat sangat cerah tak ada mendung, awan dilangit menutup sebagian matahari dan tatapan itu menyimpan bekas cahaya di benak mata, perlahan akan menjadi senja cerahnya mulai memanja jiwa akhirnya menghapus sebagian luka, cahaya senja mengalir di lautan awan kehidupannya mengakar hingga dalam nafas manusia dan berakhir hingga azan masjid berkumandang tidak ada kata-kata pamit pergi selain menanam doa kepada kekasih. Hari liburku berakhir di hari ini besoknya hari keberangkatanku pasti akan dimanjakan sebuah duka dan cinta ibu, hingga malam ini terisi gelisa berlarut menghambat dalam tidur karena fikiran-fikiran berlebihan, kusedup secangkir teh hangat menyalakan korek api untuk sebatangkara yang akan merantau dan kuliah di kota makassar, tidak ada satupun rahasia kata-kata untuk menceritakan keindahan dunia dan akhir kehidupan. Pohon-pohon menjanjikan buah-buah kehidupan, pohon itu tidak bisa melihat tuannya, perkara didalam perkara tidak ada habisnya, keikhlasan menuntun jalan untuk ketenangan, banyak cinta di luar sana yang akan kita jumpai didalam pandangan kita temukan didalam hati kita bisa rasakan, semua itu sudah tertulis didalam hati manusia yang belum pernah perdosa. Jam dua belas malam semakin susah rasanya untuk tertidur tidak ada keinginan selain ingin tertidur lelap, padahal hari-hari yang kulewati tadi sudah menguras semua tenaga didalam diriku, malam ini aku berdoa untuk hilangkan overthinking didalam fikirku hingga tidak terasa pagi ini membangunkanku dari tidur semalam yang tidak kusadari. Pagi ini terlihat barang-barangku sudah siap yang akan kubawa pergi ke makassar, kulihat adekku akan berangkat kesekolah terlihat sangat buru-buru aku tak sempat berpamitan kepada adek saya, tidak lama lagi keberangkatanku ibu terlihat menyiapkan sarapan pagi. Ibu : sebelum kamu berangkat kamu harus sarapan dulu. Cakra : iya bu Ibu : ingat pesan ibu ini yang paling penting kamu harus lakukan disana pola makan kamu harus teratur, tidak hanya itu pergaulanmu kamu harus jaga batas dan sopan santun harus tetap dijaga dengan baik. Cakra : iya bu Ibu : sarapan sudah siap, ayo makan dulu Setelah sarapan selesai bapak saya terlihat sudah berada dalam mobil yang akan membawa nanti aku kebandara, perpisahan kepada ibu mulai terasa, mencium tangan ibu dengan pelukan kasih iya berucap kata pisah yang pedih hati terlihat air mata jatuh kepipi, aku ingin berucap kata tapi tidak bisa kuungkapkan. Perpisahan saya dengan keluarga adalah ujian paling berat semasa dalam hidupku, melahirkan rasa kesedihan dan memindahkan pandangan dengan air mata. Bapak saya membunyikan klakson mobilnya saat mobil ingin melajuh meninggalkan rumah. Di tengah perjalanan handphone saya kulihat ada pesan masuk dari ulan Ulan : Hati-hati cakra Semoga sampai ke tujuan dengan selamat Cakra : terimakasih Ulan Bapakku yang menghentikan mobil bapak turun dari mobil melihat sekeliling mobil dan iya katakan ban mobil kempes, saya mulai khawatir ternyata mobil sudah menyiapkan ban cadangan, tidak lama mobil sudah selesai dikerjakan hingga perjalanan kami di lanjutkan kebandara. Ulan mengirim pesan lagi tanyakan keberadaaaku sekarang, Ulan : kamu dimana Cakra : ini masih di jalan menuju kebandara Ulan : sama siapa Cakra : sama bapak saya Ulan : oiya maaf soal kemarin kita tidak sempat bertemu, Cakra : tidak papa, saya juga minta maaf soal kemarin karena emosi yang berlebihan Ulan : kalau soal itu gak usah khawatir. Cakra : do’akan saya supaya cepat sarjana dan dapat kerja kemudian lamar kamu (tertawa) Ulan : kalau kita jodoh berarti do'aku tentang kamu pasti Tuhan mendengarkan, jangan dulu fikir soal itu cakra. Obrolan ku berakhir ketika pesawat lepas landas Bapakku terlihat tidak banyak bicara iya hanya memberi uang dan berpesan ingat kalau kamu sudah ada di makassar main perempuan ingat pesan saya yang satu ini. Saya mencium tangan bapak saya dan berpamitan pergi, saat berpaling wajah air mataku seakan mau menetes tapi aku merasa aku adalah laki-laki yang tidak boleh menangis anehnya air mata tetap saja menetes setiap langkah kakiku, sekitar lima belas menit lagi pesawat akan terbang kemakassar. Sewaktu aku masih bersekolah di SMK teringat hari perpisahan yang terhias dengan dukacita dan kebahagiaan, tidak mungkin kita bisa mengulang kesalahan karena waktu tidak pernah mendengar keinginan setiap mahluk yang hidup didunia ajaibnya waktu hanya berjalan satu detik saja ketika sudah melalui semua. Pesawat yang lepas landas tatapan mata menuju ke jendela terpantul sinar mentari hijaunya menyimpan kenangan kehidupan Satu jam setelah perjalanan ombak awan terasa hingga getaran itu sampai merajuk dalam ketakutan semua penumpang termasuk saya, badai awan perlahan menjauh dan pesawat tidak lama lagi mendarat rasa ketakutan itu masih memeluk rasa trauma di dalam hati, akhirnya pesawat mendarat di bandara sultan hasanuddin makassar terdengar handphone menandakan panggilan masuk dari ibu saya menanyakan keberadaan saya sekarang Ibu : kamu sudah sampai di makassar Cakra : iya bu saya baru saja turun dari pesawat Ibu : itu uang yang kuberikan tadi sebagiannya pake aja naik ojek, Cakra : iya bu Ibu : Hati-hati ya nak. Saat masih di bandara makassar perasaan saya berubah drastis saat melihat semua keseruan orang-orang melakukan kesibukan masing-masing, saya masih berdiri menunggu barang-barangku Tidak lama barang yang kubawa dari kampung sudah terlihat kuambil kemudian kulanjutkan perjalanan, ketika saat keluar dari bandara saya berputar-putar hingga tersadar melewati jalan yang sama beberapa kali dari awal saya mulai curiga dengan kesalahanku hingga tertawa sendiri, tanpa pertolongan security saya mungkin tidak keluar dari tempat ini bandara sultan hasanuddin makassar. Keberadaan ku masih di bandara depan pintu masuk sekaligus pintu keluar, jalan dipenuhi banyak kendaraan sehingga jalan berubah menjadi sempit padahal jalan sudah sangat luas, terlihat mobil bus di halte sedang menunggu, saya berjalan kearah mobil bus aku berdiri melihat didalam, masih ada kursi satu belum terisi, mobil perlahan-lahan melaju hingga didepan sana terlihat patung besar Sultan Hasanuddin. Perjalan mungkin sekitar tiga puluh menit lagi akan sampai di rumah sepupu saya tempat saya tinggal di perumahan BTP makassar. Perkenalkan sepupu saya yang tinggal di perumahan BTP namanya adalah eki iya bersekolah di Universitas Negeri hasanuddin jurusan manajemen ekonomi, Mobil bus memasuki terminal pasar Dayak dan terhenti, satu persatu penumpang turun dari mobil, saya yang masih duduk di kursi mobil kemudian menghubungi eki untuk menjemput saya di terminal daya. Cakra : halo eki lagi di mana? Eki : ini masih di kampus tapi sekarang lagi istrahat di kantin! Cakra : bisa jemput saya sekarang di terminal daya, maaf mendadak ka berkabar Eki : astaga iya kenapa tidak bilang-bilang kalau mau ke makassar Cakra : iya sory eki, Eki : ok sekarang saya berangkat kesana. Cakra : ok Kesepian di tengah-tengah keramaian, kampung halaman teringat pesan-pesan keselamatan hingga berdiam diri setiap ketikan-ketikan yang menyusun sebuah tulisan, waktu perlahan hilang dalam setiap kesabaran dan doa-doa menjelma dalam hati manusia. Tidak ada yang bisa tertanam selain kebaikan dalam sapaan mereka sebagai manusia, ada yang hilang dibenak pikiran saat kesibukan diselimuti kelelahan. Waktu yang tidak kusadari eki datang saat menjemput saya. Eki : astaga kenapa tidak berkabar sebelumnya kalau mau berangkat ke makassar Cakra : tidak sempat ka eki Eki : ayomi kita kerumah dulu, habis itu kita makan Cakra : iya Eki : hari apa pale masuk kuliah? Cakra : hari senin minggu depan Eki : oiya nanti kalau sudah mulai kuliahnya, kita sama-sama masuk kampus, nanti kamu yang bawa ini mobil. Cakra : oiya Di jalan terlihat gerbang masuk BTP makassar, tidak lama setelah itu sesampainya di rumah sepupu, saya mengangkat barang-barang dari dalam mobil, saya mengabari ibu saya lewat telfon kalau anaknya sudah sampai di makassar. Hari ini kelelahan sangat terasa ketika kulalui semua di perjalanan tadi. Tidak ada waktu lagi untuk memikirkan keluarga dikampung halaman, sejak hari-hariku mulai disibukkan dengan kehidupan dunia kampus, belajar dengan dosen berkenalan dengan teman-teman baru dan malam disibukkan banyak menyelesaikan tugas-tugas hingga kelelahan menjadi bahan dalam tidurku. Ketika terbangun dalam tidur pesan dari ibuku selalu teringat “jangan pernah tinggalkan sholatmu sesibuk apapun kamu disana” Kata-kata itu selalu berbisik dalam ingatanku ketika aku terbangun. hari selasa pagi, saya dan eki sudah siap-siap akan berangkat kekampus masing-masing, kearah yang sama dengan kampus yang berbeda, saya mengarah ke unhas untuk mengatarkan eki, setelah itu kemudian saya jalan sendiri menuju ke umi, di saat lampu merah semua orang terhenti termasuk kendaraan saya, di keselilingi terlihat banyak sekali kendaraan memanjang dari depan sampai ujung belakang. Masih dalam perjalan ke umi sedikit menguras waktu saya, karena masih belum lancar membawa kendaraan, dari BTP ke umi jaraknya sekitar tujuh kilometer, pikiran dan psikologi saya kurasa ada yang berubah drastis sebab tiap hari melintasi jalan dengan kepadatan kendaraan bahasa kasarnya biasa terdengar macet di di jalan. Saat memasuki gerbang kampus, terlihat banyak sekali mahasiswa kemudikan motor dan sangat cepat sekali, aku melihat itu sejenak saja, mungkin naik motor ke kampus sedikit lebih hemat dan bisa cepat sampai, tapi dengan kondisi ekonomi saya yang hanya papasan tidak mungkin bisa membeli kendaraan seperti itu. Untuk saat ini saya hanya mengikuti perintah dari orang tuaku, kemarin iya menelfon saya soal transportasi aku mengadu segala macam cara supaya ibu saya membelikan motor baru, tapi ibu saya belum bisa membelikan saya motor karena kondisi ekonomi hanya bisa menutupi biaya kuliahku saja. Saya pikir ketika bersama eki kekampus mungkin biaya bahan bakar sedikit boros kalau dengan naik motor bisa menghemat biaya sedikit, namun kondisi keberadaan saya di kota makassar arus turut mengikuti perintah keinginan ibu dan bapak saya. Selain itu ada kewajiban-kewajiban harus kulakukan, harus tetap fokus belajar dikampus, siang tadi mata kuliah saya kalkulus, ada beberapa rumus yang dijelaskan dari dosen pak balpas, Teman-teman ku sering menyebut namanya pak balpas, pengalaman belajar di Universitas sangat berbeda dengan belajar di sekolah putih Abu-Abu. Menjalani akhir-akhir semester dua yang sangat singkat rasanya sebab dengan kesibukan-kesibukan dibarengi sama teman-teman seangkatan, tidak hanya itu banyak juga pelajaran penting dari semua dosen-dosen saat memberi pelajaran. Di makassar bukan hanya tentang menuntut ilmu pengetahuan tapi saya dipertemukan juga dengan kenyataan kehidupan bisa di bilang kebanyakan drama, kondisi ekonomi, hubungan kepada keluarga, dan tentang persahabatan. Tentang organisasi ada juga pelajaran penting untuk diri saya sendiri, padahal sebenarnya saya tidak tertarik waktu kakak senior bersosialisasi, Teman-teman saya ikut menyerukan suara dan tepukan tangan saat kakak senior memberi Motivasi dan semangat history mereka sendiri, saat setelah itu mereka membagikan selembar formulir, dan hari itu juga kita harus menjawab semua pertanyaan dan mengisi biodata. Senior saya namanya randika dan yang satu namanya hajar Randika mengetuk pintu didalam kelas semua teman melihat termasuk saya, melihat mereka berdua randika dan hajar sedikit ada yang aneh dalam ruangan kami, sebab sebelumnya tidak pernah ada yang masuk selain dosen, cara berpakaian mereka berdua sedikit lebih berbeda. Teman satu kelasku namanya dirham berbisik kepada saya Dirham : siapa itu cakra? Cakra : tidak tau siapa ini! Randika langsung bertanya tentang matakuliah hari ini. Randika : apa matakuliahmu sebentar? Dirham lansung menjawab Dirham : ini kak kita lagi menunggu matakuliah kak Randika : oiya sebelum datang dosenmu, saya mau dulu perkenalkan kalian organisasi, mungkin sedikit mengganggu waktu kalian sedikit. Dirham : tapi kak kita mau ke padang lampe setelah final di semester ini Randika : tunggu dulu belum selesai bicaraku mupotongmi Dirham : oiye kak maaf sebelumnya Randika : siapa kha ketua angkatan sini Dirham lansung menjawab lagi, semua mahasiswa diruangan ini terlihat tenang. Dirham : saya kak ketua angkatannya, Randika : oiya sebelumnya saya perkenalkan organisasi himpuan ini yang nanti ku sosialisasikan kepada kalian saya perkenalkan dulu diri saya sendiri, nama saya randika, lahir di makassar angkatan 2013, oraganisasi saya selama bertarung di dunia kampus, Yang pertama adalah HMI cabang makassar, yang kedua tekpala dan yang ketiga Himpunan mahasiswa teknik mesin, Jadi itu saja dari saya mungkin ada pertanyaan? Randika : oiya hampir lupa teman ku ini yang satu, hajar. Randika melihat hajar dan menyuru untuk perkenalkan dirinya Hajar : perkenalkan nama saya hajar, panggil saja hajar, saya angkatan 2015 hobi main basket, organisasi saya himpuan mahasiswa teknik mesin. Mungkin teman-teman menganggap kuliah itu seperti dalam film-film yang sering kalian nonton dibioskop atau di koskos kalian, yang punya rumah di makassar coba angkat tangannya, Beberapa teman saya di ruang kelas mengangkat tangannya, Hajar : oiya mungkin itu saja dari saya assalamu’aaalaikum Randika melanjutkan percakapan dengan kami, Randika : sebelum saya perkenalkan organisasi ini saya mau mengenal kalian semua caba dari ujung sana perkenalkan diri kalian jangan lupa alamat di makassar. QSetelah memperkenalkan diri semua didalam ruangan suamanya semakin akraf, kemudian randika mengambil alih forum. Dosen tiba-tiba datang sedangkan suasana dalam ruangan masih berlangsung sosialisasi dari kakak randika dan hajar, dalam ruang makin terlihat mengesankan karena dosen dan randika terlihat tidak akrab saat mereka berhadapan. Dosen : apa yang kalian kerjakan di sini dengan adik-adik kalian Randika : tidak adaji pak cuman saya minta waktunya sedikit, untuk bergabung di HMM Dosen : tidak ada masalah cuman kalian harus liat waktu, sementara adik-adik kalian masih fokus belajar. Randika : mohon maaf pak kalau salah, kalau begitu saya pamit keluar dulu Dosen : iya lain kali jangan buat-buat gerakan tambahan Randika : iya pak maaf, assalamu’alaikum Dosen : waalaikumsalam Randika dan hajar telah meninggalkan ruang kelas. Dosen masih terlihat emosi dengan hal tadi dan seperti hari-hari kemarin pelajaran telah dimulai. Setelah terlewati matakuliah tadi, teman-teman seangkatanku mengajak saya ke kantin yang biasa kita datangi memesan makanan seadanya, bercerita seadanya dan membahas beberapa mata kuliah yang rumit. Waktu terlintas dalam pikiran kita tidak bisa di lewati begitu saja perlu beberapa teman-teman di lingkungan kita dan kerja sama dalam persahabatan bukan hanya tentang Persatuan tapi tentang kesabaran untuk mengubah dunia terutama diri sendiri, di halaman tertentu ada ruang untuk diri sendiri yang paling penting adalah kita bisa mengendalikan persaan dan mengimbangi pikiran kita. Di sore hari kepulangan saya dari kampus rasa kelelahan itu sangat terasa pikiran capek mental terkuras ditambah dengan perjalanan pulang kemacetan itu menyimpan kenangan dan kesabaran diri saya, tidak ada yang mudah dalam kehidupan, setiap manusia menemukan makna dalam ingantannya, masa lalu sangatlah cepat tidak ada yang bisa mengulang dan tidak ada yang bisa melampauinya. Di lampu merah depan unhas saya hampir lupa eki yang masih berada di kampus menunggu, saya melihatnya dari jauh terlihat sedang menunggu. Cakra : sory eki, tadi di jalan macet mungkin kamu lama menunggu kulihat teman-teman mu sudah pulang semua Eki : gak papa, makassar memang begitu, sering macet parah. Cakra : eki gantian dulu bawa mobil, Eki : oiya sini aku yang bawa Tidak lama setelah itu perjalanan menuju ke BTP kita lanjutkan, di pinggir jalan terlihat penjual gorengan dan aku teringat kampung halamanku, aku ingin singgah membelinya tapi uang jajan hanya cukup membeli makanan sehari-hari saja dan biaya tranfortasi. Setelah sampai dirumah eki terlihat cape sekali, mengira cuman diri saya saja yang cape menjalani ini semua. Terlihat di dalam kamar sedikit berantakan ditambah lagi dengan pikiran terkuras karena lelahnya belajar semua keseruan kita lewati ada pengalaman membekas setiap orang melakukan sebuah langkah yang berlinang doa-doa, mata kita memandang dunia ada batasnya dan mata kita melihat tidak sepenuhnya melihat. Penantian cahaya, menerbangkan doa-doa dalam cahayanya, kehidupan menuntun jalan untuk masuk surga, Kata-kata yang kaya dari alam semesta, kata-kata yang berbahaya untuk para pendosa, menemukan cahaya dari rahasia yang terjaga. Gemuruh masjid terdengar, ketika-ketikan menuliskan ingatan di kampung halaman, bisikan ulan masih menyapa memeluk cinta, Jalan-jalan kenyataan mewarnai khilafnya manusia, menyatakan lewat perasaan memeluk mimpi dalam pelukan hangat. Semakin kita belajar semakin banyak bisa kita pegang ilmu pengetahuan, tidak hanya itu Dunia baru akan seluas dari jangkauan kita. Ibu menelfon saya, saat sholat malam isya sudah berlalu. Ibu : assalamu’alaikum nak Cakra : waalaikumsalam Ibu : uang kamu masih ada nak? Cakra : masih ada bu, oiya ini bu saya lupa, kalau ada uangnya saya mau beli buku. Ibu : buku apa?, nanti saya transferkan Cakra : buku untuk saya baca bu. Ibu : oiya nanti ibu saya belikan buku itu, tapi kamu harus belajar yang benar Cakra : bapak saya bu. Ibu : saya tidak tau bapakmu kemana, katanya keluar dulu ada urusan penting yang harus diselesaikan. Cakra : oiya bu kalau begitu saya matikan dulu, ini ada tugas dari kampus harus kuselesaikan, assalamu’alaikum. Ibu : oiya nak waalaikumsalam. Malam sudah menunjukkan pukul delapan lewat, eki mengajak saya pergi makan malam di warung makan mas bagong, saya menolaknya, aku merasa masih kenyang. Eki : cakra ayo pergi makan gado-gado Cakra : saya masih kenyang eki Eki : oiya pale saya keluar dulu pergi makan, nanti sekalian saya bungkuskan saja. Cakra : terimakasih eki, oiya ini uang kamu ambil Eki : simpanmi saja itu uangnya, untuk uang jajan kamu besok di kampus. Tidak ada yang terlewatkan tanpa kata-kata melihat waktu untuk kesenangan belajar berimajinasi dalam sesatnya mata menemukan rindu dalam bahasa merawat beban untuk kenangan melihat warna dalam bahasa menemukan cinta dalam bahaya. Mungkin tidak bisa berubah ketika semua dalam bahaya, hanya satu detik saja bisa saja menghilang, peran penting hanyalah menemukan halaman yang menyenangkan bukan tentang semangatnya perjuangan tapi keseruan itu harus terbayar lunas. Mencari kebenaran belum tentu menemukan sebuah jawaban, fikiran dan pengalaman yang telah berlalu bisa saja menemukan hikma, mata kita bisa melihat mana yang benar-benar harus kita pilih untuk kebaikan diri kita sendiri. Kita juga bisa melihat dan memperhatikan bahwa kehidupan itu memang benar-benar nyata terus untuk apa menjadikan beban sebuah penderitaan, lingkungan kita tergantung dari kebaikan yang ada dalam pikiran karena semua pertanyaan harus terjawab dengan hukum-hukum kebenaran. Tak lama setelah itu terdengar pintu terbuka eki memanggil saya untuk makan malam, sementara saya masih bertarung dengan pikiran saya sendiri. Eki : cakra ini makanan kamu saya simpan di atas meja. Cakra : iya eki simpan saja situ. Eki : oiya saya tidur di luan Nha. Cakra : iya Saya kembali kekamarku, makanan di atas meja belum aku makan juga, tidak ada yang penting selain menulis di laptop, merumuskan Kata demi kata dalam pengetahuan dan cinta, tidak lupa juga psikologi tentang diri sendiri, kehidupan yang ada di dalam diri kita belum tentu baik untuk orang lain, begitu juga orang lain belum tentu baik kepada kita. Malam semakin larut mimpi-mimpi masih tercatat dalam tulisan ini, tidak bernyawa tapi akan abadi bagi seorang pembaca, untuk menemukan mimpi kita tidak bisa melanggar aturan yang tertulis di atas batu. Untuk apa mencari yang tidak bisa menjadikan kita sebagai manusia, pengetahuan buku-buku mengatar kita ke tahap pertama hingga akhir, aturan cinta mengubah barah api menjadi abu, puisi-puisi sastra menemukan kata-kata didalam tumbuhan, ajaibnya manusia mampu memainkan bahasa sastra, ajaibnya Tuhan ada rahasianya belum kita temukan. Tidak ada aturan menjadikan kita sebagai hewan, tidak ada manusia ingin ada raja, apa yang kita butuhkan itulah kehidupan yang perlu kita pertahankan. Mengapa ingin merubah dunia kalau diri sendiri belum bisa melihat langkah kaki dan jejak kaki yang terhapus dengan hujan. Group whatsapp terdengar tidak pernah berhenti dengan obrolan teman-teman angkatanku, kuambil handphone ku baca obrolan merencanakan sesuatu yang akan mereka lakukan dengan kerja kelompok tidak penting kata-kata itu yang penting mereka menemukan solusi untuk kerja sama. Waktu mungkin sudah tidak memihak kepadaku terasa ngantuk dan tidak tahan lagi dengan isi pikiran ku, hingga tidak sempat untuk mengabari ulan walaupun sebenarnya ingin mengabari tapi perjuangan ku harus kuselesaikan karena mimpi-mimpi itu masih ada dan nyata didepan sana semua pekerjaan di ruang ini harus kuakhiri dengan tidur nyenyak, selamat malam ulan. Terdengar alarm berbunyi tidak penting aku harus bangun cepat, semua buku-buku terlihat terhambur, tidak ada yang tertinggal pagi ini, semuanya kulakukan harus benar-benar nyata, mandi kemudian menggunakan pakaian rapi yang paling penting adalah sarapan pagi, aku yang sudah siap-siap namun waktu belum menunjukkan untuk berangkat kekampus, eki masih terdengar masih sibuk dan aku menunggu didepan rumah sambil menulis cerita ini. Eki memanggil saya untuk sarapan pagi Eki : cakra.. Ayo sarapan pagi dulu Cakra : iya eki, aku sudah sarapan tadi, Eki : kamu makan apa, ini nasi goreng sudah kubuatkan Cakra : tadi saya makan roti bbaka. Pagi ini saya masih duduk dengan tatapan mata melihat orang-orang dengan kesibukannya masing-masing, tidak ada inspirasi yang ada untuk kata dalam tulisanku, hanya kesegaran udara dan perumahan memikat perasaan penghuninya. Eki masih didalam rumah aku masih duduk di kursi dan teh panas hangat bercerita dengan diri sendiri dengan mengingat ibu dan etta di kampung halaman, tentang keluarga adalah bahasa tubuh yang tergambar pada orang yang mampu memahami budaya kita. Makassar sangat matang adatnya sendiri saya yang berketurunan dara Bugis aku merasa dengan temanku yang berketurunan Bugis makassar sangat beda bahasanya dan karakternya. Namun kita akrab dengan semangat belajar. Matahari terlihat pancarkan sinarnya, tidak ada kepentingan lain selain pergi kekampus bersama eki, eki meberikan saya kunci kendaraan yang akan kukemudi. Eki : ini kunci mobil, ayo kita berangkat kekampus Cakra : iya saya bunyikan dulu kendaraannya Eki terlihat mengunci rumahnya, kendaraan yang kukemudi melewati pagar rumah dan aku turun dari kendaraan untuk menutup pintu pagar dan eki menaiki kendaraannya, saya mengemudi lagi kendaraan itu, ketakutan masih terasa saat membawa kendaraan ini di kota ini, mungkin karena saya tidak terbiasa dengan hal itu, melewati jalan BTP sangat ramai terlihat tidak ada kesempatan untuk mengemudi dengan kecepatan tinggi, jalan-jalan menemukan bahasa yang sangat kaya dan warna yang berbeda. Di lampu merah di pertigaan depan unhas terlihat dengan cerita yang berbeda kesibukan itu sangat nyata dan menarik perhatian saya dan semangat semakin ku pengang erat, kemudi mengarah gerbang unhas untuk mengantar eki ke fakultasnya, sesampainya di Fakultas eki, iya turun dari kendaraan bergegas berjalan menuju kelasnya tanpa sepatah kata pun terucap, kelanjutkan perjalan menuju kekampus ku dengan cerita berbeda dan perjalanan itu menjadi tidak terasa, Melaju disela-sela kesepian tidak habis fikir setiap kata yang tertulis, meratapi yang terlihat didepan mata cerita itu semakin jauh dari artinya, hampir kutabrak orang, aku mendadak menghentikan kendaraan nafas itu seakan ingin marah tapi masih bisa aku fikirkan untuk apa marah, masih terfikir orang itu hampir kutabrak mungkin rasa trauma itu mengingatkan aku kejadian tadi, sudahlah kenapa harus terfikirkan. Perjalanan terasa seperti keujung dunia menikmati pemandangan bangunan-bangunan di kota yang ada sangat terlihat rapi bukan hanya itu, tukang becak terlihat sedang menunggu penumpangnya kesabaran itu sungguh-sungguh terlihat nyata kepada tukang becak itu, saya melihat keadilan Tuhan benar-benar nyata untuk mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan rezekinya. Gerbang kampusku sudah terlihat, semangat itu sungguh-sungguh semakin terasa kepadaku, tidak hanya kepadaku mungkin semua mahasiswa merasakan, memperjuangkan mimpi yang akan mereka capai nanti, sekarang saya sudah sampai di Fakultasku, melangkah menuju kelas, temanku terlihat duduk di gasebo dan memanggilku mungkin ada kabar penting untuk di bincang-bincang, padahal sebenarnya saya ingin menuju ke kelas secepatnya. Oiya perkenalkan nama teman kelasku ini namanya ariansya, kami akrab karena kebersamaan saat menghadapi beberapa kelas yang kita lewati. Ariansya : cakra selsaimi tugas kinematika mu Cakra : selesai mi Ariansya : oiya amanmi itu kukira belumpi Cakra : ayomi pake masuk kelas tidak lamami ini masuk dosennya Ariansya : sebentar pi belum datang seliat dosennya Cakra : oiya Gasebo ini kami menunggu kedatangan dosen yang akan mengajar di kelas kami, temanku ariansya terlihat memainkan handphonennya dan saya sibuk mengetik menyusun kata-kata yang ingin kutulis didalam cerita sendiri, ariansya bercerita soal oraganisasi yang kemarin di sosialisasikan dari randika. Ariansya : weh itu oraganisasi kemarin mauko ikut Cakra : tidak tau juga ini, kalau tidak mengganggu akademik saya usahakan ikuti oraganisasi itu. Ariansya : saya juga ini masih bingung kalau di izinkan ji sama mamaku (tersenyum) Cakra : saya juga ari belum pasti ikutka. Ariansya : weh datangmi pak Faisal, ayomi ke kelas Cakra : saya terburu-buru masuk kelas Di kelas semua menunggu dosen pak Faisal yang akan mengajar matakuliah kinematika teknik, ketua angkatan terlihat sibuk pulang balik mengecek dosen yang akan mengajar kami, berbincang satu sama lain tiba-tiba dosennya datang, Pak Faisal : assalamu’alaikum, selamat pagi semuanya, bagaimana hari ini semua sehat-sehat, baiklah pelajaran hari ini kita lanjutkan, oiya hari ini ada juga ya tugas silahkan kalian kumpul. Tidak lama setelah itu pelajaran yang dibawakan oleh pak Faisal semua rumus-rumus di papan tulis sedikit terlihat rumit, salah satu dari temanku bertanya contoh tentang gerak lurus beraturan, jawab dari pak Faisal menjelaskan gerak lurus beratusan sangat menarik perhatian saya dalam pelajaran ini karena jawaban memperlihatkan kenyataan dari perkembangan teknologi sekarang, Pak Faisal : gerak lurus beraturan itu kita bisa melihat contoh dari kehidupan sehari-hari seperti kereta yang melaju dengan kecepatan tetap. Pelajaran hari terasa begitu singkat padahal menguras waktu lama hingga dua jam, pak Faisal mengakhiri pelajaran hari ini dengan singkat iya berkata. Pak Faisal : karena waktu pelajaran kinematika sudah berakhir mungkin pertemuan minggu depan kita bisa lanjutkan lagi, assalamu’alaikum. Pelajaran hari ini yang di bawakan tadi sama dosen saya sangat berarti dan membuka cara berfikirku menemukan hal baru, sebelumnya tidak kulihat dengan casat mata dan sekarang bisa terlihat masuk akal benda-benda bergerak dengan nyata. Ruangan yang kedengaran bising sebab tidak ada lagi dosen yang mengajar, Teman-teman terlihat sibuk dengan obrolan satu sama lain. Saya keluar meninggalkan ruangan kelas, mencari hal-hal yang bisa kujadikan pengetahuan baru dari lingkungan di depan kelas tepatnya di lantai dua, tidak hanya aku yang berdiri di depan kelas ini, terlihat banyak sekali mahasiswa berdiri dengan tatapan yang tidak bisa ditebak seperti saya sendiri, orang lain mungkin melihatku sedang merencanakan sesuatu yang ingin kulakukan, padahal tidak ada sama sekali pikiran itu. Begitupun sebaliknya saya melihat mereka berdiri disana mungkin sedang gelisah karena tak punya uang, nyatanya mungkin sedang memikirkan yang tidak perlu dipikirkan, lucunya kalau saling menebak satu sama lain yang belum tentu benar, siapa yang benar-benar memperhatikan kita kalau bukan diri kita sendiri. Sambil menunggu dosen yang akan mengajar di kelas, dirham terlihat sangat sibuk karena tanggung jawab sebagai ketua tingkat. Dirham : tunggu dulu Nha saya pergi liat dosennya dulu di ruang jurusan, teman-taman tunggu nha. Pelajaran yang kedua akan dimulai dengan menunggu di dalam kelas, sambil menunggu sambil kutulis kata dengan kebingungan jiwa dan dugaan yang menceritakan kebingungan jiwa dengan bahasa-bahasa yang tidak mudah dicernah, mungkin ada baiknya menghentikan kata-kata yang membuat seseorang berfikir dua kali. Dinding kelas terlihat melindungi seseorang dari panasnya matahari dan tatapan itu kosong seperti tidak sadarkan diri padahal sedang berusaha menemukan arti setiap kata-kata yang bersembunyi dalam kenangan, ada baiknya terus berfikir jika hidup menghamba pada kesesatan yang mendalam, berusaha untuk mencari belum tentu kita temukan yang terbaik, ada baiknya diam saja tanpa melakukan apa-apa seperti batu-batu yang digunakan pada bangun hingga puluhan tingkat. Kadang tidak kusadari hal-hal penting itu, seperti melewatkan kesempatan untuk bertanya, kesempatan untuk menolong orang dan memberi manfaat kehidupan kepada diri sendiri. Mengapa pertanyaan itu tidak pernah berakhir padahal jawaban sudah ada didepan mata, mungkin masih ada celah di dalam kebenaran, ada baiknya juga tidak memikirkan hal itu. Sifat tidak peduli mungkin bisa membantu menemukan kebenaran. Hari-hari ini makin banyak hal penting yang harus kufikirkan bukan hanya tentang diriku sendiri tapi tentang mereka yang belum tau tentang diriku sebenarnya dan dirinya yang sebenarnya. Manusia disana terlihat sama tapi belum tentu sifatnya sama namun ada yang menjadi fitra sehingga membuat kita sama untuk menjadi manusia. Tidak perlu menggali lebih dalam ilmu pengetahuan itu, apakah kita bisa menemukan arti untuk kehidupan yang sementara ini, tidak ada yang melarang kita untuk berfikir tanpa pikir panjang kita tetap berfikir, kepentingannya Cuma ada satu hanya untuk diri sendiri, ada baiknya bisa bermanfaat untuk orang lain. Cinta membuat kita sadar kepada semua orang yang memiliki cinta yang alami, akan terlihat kepada pemilik cinta, karena sudah terbiasa cara memainkan cinta, sangat berbahaya untuk mereka yang tidak bisa mengendalikan hukum-hukum cinta, tidak bisa terlihat kepada mereka yang belum memahami cara bercinta, tidak ada akhir kata selama mata itu terbuka walaupun tidak terucap dengan kata-kata. Menemukan arti dari tumpah dara melihat arti dari setiap tindakan mungkin bisa kita menilai dengan cara pandang berbeda, roda itu terus berputar menjalankan akal sehat manusia yang di tuju hanya satu adalah kebenaran mungkin juga kebahagiaan atau ketidak adilan, sebab semua manusia menginginkan sesuatu yang bisa menghidupi dirinya dengan cara yang sehat. Cara berpikir seseorang berbeda-beda, denyut jantung semua manusia sama, semua sudah terjawab dari kekuatan alam dan sumpah kepada pencipta kehidupan dunia dan akhirat, semua sudah dijanjikan kepada penghuni surga dan neraka, berjalan sampai keujung dunia aturan ini tetap ada dan tidak bisa diubah. Memandang dunia seluas yang tidak terkira melihat didepan mata banyak sekali yang bercahaya apakah kita mampu melihat kepedihan yang ada didalam hati manusia, kepedihan itu hanya terasa kepada diri sendiri dan terlihat kepada air mata mereka yang sedang menangis hingga dara air mata keluar menetes, mungkin ada juga menyembunyikan agar iya terlihat tetap baik-baik saja. Setelah melewati mata kuliah yang kedua saya dan teman-temanku pergi ke kantin untuk makan siang, kantin itu sudah menjadi tempat mengadu satu sama lain dan menikmati makanan cepat saji dari ibu kantin, beberapa orang menikmati pemandangan yang dihuni para bidadari diruang kantin. Hari-hari yang sama cerita yang berbeda membuka setiap lembaran menemukan kata-kata yang membahagia apakah bisa dihianati dengan tanpa bahagia, semua orang yakin hanya ada satu kepercayaan, semua orang merasakan hanya ada satu perasaan, tidak bisa memutar balikkan walau bisa itu hanyalah permainan kata-kata. Siapa diantara mereka yang akan bahagia tentu saja mereka yang sedang mencarinya, tidak peduli dengan cara bagaimana untuk menemukan kebahagiaan, banyak sekali cara untuk menemukan bahagia walaupun keadaan tidak sebaik yang kita kira, jangan pernah kita saling menyalahkan karena beberapa orang butuhkan perhatian dan kasih atas pertolongan. Setelah melewati semua kegiatan yang ada dikampus, sangat tidak terasa semua terlewati dengan banyak cerita, ada pesan masuk dari whatsapp, pesan itu dari ulan tanyakan kabar tentang diriku. Ulan : cakra lagi apa, tidak pernah ta ada kabar dari kamu ? Cakra : iya maaf ulan tidak sempatka berkabar, sibuk sekali ka dikampus Ulan : biar sibukki setidaknya berkabarki, sibuk ka juga saya cakra Cakra : kaya ada salahku ulan, kenapa ki? Ulan : bertanya ki jelas-jelasmi tidak pernah ada kabar ta Cakra : iya sekali lagi minta maaf ka ulan Ulan : iya saya maafkan, tapi janji selalu berkabar nha. Hubungan saya dan ulan sudah menjadi janji yang tidak bisa dihianati, kami akrab saat dibangku sekolah putih Abu-Abu yang jadi saksi waktu itu hanyalah mataku dan matanya saat melihat keadaan yang harus kami jalani berdua bahwa keadaan itu sangat mendesak dan benar-benar harus dipertahankan hingga hari ini, hanya satu keinginan Ulan kadang tidak terpenuhi dari diriku hanyalah tentang saling mengabari satu sama lain mengambil resiko apa yang akan terjadi kami sudah siap menghadapi, siap tidak siap kami harus siap menghadapi resiko itu.

Komentar

Postingan Populer