Bidadari tak bersayap
Bidadari tak bersayap
Karakter
perempuan : ulan
Ulan
adalah anak kedua dari tiga bersaudara tanggal lahir 23 mey 2001 bombana,
sebelum mengenal saya lebih dalam saya perkenalkan dulu keluarga saya
Ibu
saya namanya yati bapak saya muhsiq dan kaka laki-laki saya adalah arung oiya hampir
lupa adik saya yang laki-laki namanya ardi mereka semua adalah harapan saya
sehingga saya punya semangat yang tinggi sampai hari ini
Saya
lahir dan dibesarkan Di bombana sekarang saya sudah berada di bangku sekolah
SMA, ternyata ingin menjadi dewasa bukan hanya tubuh kita yang menjadi dewasa ternyata
banyak juga keinginan yang tumbuh sehingga menjadi tantangan kita ketika untuk
melewati semua,
Karakter
laki-laki : cakra
Cakra
adalah anak pertama dari dua bersaudara
Perkenalkan
nama saya cakra lahir di bombana, tanggal 24 april tahun 1998 saya dibesarkan oleh
kedua orang tua saya sendiri dan kami sekeluarga beragama islam, sekarang saya
dibangku kuliah semester dua dengan program study teknik mesin di kota makassar.
perkenalkan
juga kedua orang tuaku, ibu saya namanya darmawati dan bapak saya yang biasa
saya panggil etta namanya andi idris, apa yang istimewa dari keluarga saya tidak
ada selain melihat kedua orang tua saya sehat-sehat dan baik-baik di rumah, itulah
yang membuat saya bahagia sehingga saya sangat semangat mengejar mimpi di kota
makassar.
Hampir
lupa adik saya namanya andi illang tanggal lahir tanggal 21 februari 2021, di
hari itu saya libur semester satu saya melihat adek saya di rumah memakai seragam SMA lalu aku menanyakan
sesuatu kepadanya
Cakra
: adaji mutau di sekolah
Illang
: hi...adaji “bahasa bugis, magai we? ” kenapa? .
Cakra
: oww.
Ibu
saya memanggil kami berdua untuk makan siang berteriak cakra, illang pergi
makan, bapak saya masih bekerja di depan rumah, ibu saya “panggil dulu ettamu di
depan” Oiye ibu.
Di Hari
libur saya memanfaatkan waktuku dan membantu
bapak di bengkel motor untuk memperbaiki motor-motor yang rusak, langganan
bapak saya terlihat banyak sekali aku memikirkan bisakah menyelesaikan semua
motor-motor rusak ini.
Ibuku
: memanggil saya “nak belikan dulu ibu tabung gas”
Cakra
: Oiye bu.
Tempat
saya membeli tabung gas saya bertemu dengan sahabatku sewaktu saya masih sekolah
di SMK namanya ishak mereka lagi duduk terlihat seperti sudah menyelesaikan pekerjaan
berat, saya menyapanya
Cakra
: dengan salam apa kabar Ishak ?
Ishak
: tersenyum “alhamdulillah baikji sodara” mau di apa itu tabung gas
Cakra
: di suruhka sama mamaku beli kalau adaji nejual aji “tertawa “
Ishak
: kuliahko atau menganggurko ?
Cakra
: alhamdulillah kuliahka di makassar ! kamu kuliah ko?
Ishak
: tidak lulus tes ka sodara, mungkin tahun depan saya tes lagi,
Cakra
: ok pale sodara, saya pulang dulu bawakan tabung gas mamaku, oiya nanti malam
nongkrong dimana bagus
Ishak
: disini saja sodara, disini ji biasanya sering nongkrong teman-teman yang lain.
Menjelang
magrib bapak saya terlihat akan berangkat kemasjid, saya yang Baru-baru selesai
habis mandi ibu saya katakan tentang sholatku nak semenjak hari liburmu tidak
pernahki seliat pergi sholat, saya tidak menjawab apa-apa dan aku pergi mengambil
air wudhu. Setelah sholat maghrib ibu saya kedatangan tamu, diruang tamu aku
melihat ibu saya bercerita yang suananya terdengar semakin semangat.
Suara
masjid mulai terdengar tidak lama lagi waktunya sholat isya tamu ibu saya terlihat
Berpamitan akan kepulangannya dan bapak saya terlihat akan pergi ke masjid
untuk melaksanakan sholat isya,
Handphone
ku terlihat ada pesan masuk dari Ishak
Ishak
: di manaki sodara?
Cakra
: lagi di rumah
Ishak
: kesinimi di jalan Cokro
Cakra
: tunggu saya makan malam dulu sama keluarga, kalau sudah ini saya langsung kesana.
Ishak
: jangan lupa bawa gitarmu Nha
Cakra
: ok siap Ishak.
Suasana
Makan malam bersama keluarga saya, bapak saya bercerita tentang kehidupan di
kota makassar menceritakan saat dia masih muda ia pernah merantau di sana
kehidupannya dirantaun “bapakmu waktu masih muda, dulu masih ujung pandang
namanya kalau sekarang kan namanya makassar, waktu itu bapak mau pergi belanja
di pasar butung mau beli baju baru pas saya sampai disana tiba-tiba Dompetku
jatuh saya tidak tau di mana jatuh itu Dompetku terpaksa bapak tidak jadi beli
baju “tertawa” , pekerjaan bapak waktu di makassar tukang bengkel motor bos
saya orang Tionghoa ketat sekali aturannya, terlambat sepuluh menit saja bos pasti
marah-marah pake bahasa Tionghoanya, keluarga dan saya tertawa mendengarkan cerita
itu.
Setelah
makan malam selesai handphone saya tak henti berbunyi
Panggilan
itu pastinya dari teman saya, ibuku “itu pacar kamu menelfon” saya tersenyum,
itu teman saya bu yang tinggal dijalan cokor, tadi sore kita janjian katanya
ada rapat penting sebentar malam kalau tidak ada saya rapatnya tidak akan jadi
makanya itu handphone di telfon terus, ibuku “boro-boro rapat apa, paling
rapatmu bahas urusan orang lain”. Saya tertawa.
Ibu
bilang kalau keluar rumah jangan lupa baca doa.
Sesampainya
disana dijalan Cokro, teman saya terlihat ada sekitar sepuluh orang
Sebagian
terlihat sibuk main game yang lain juga sedang bercerita, Ishak menyapa saya he
lansung mengambil dan memainkan gitar yang saya bawa dari rumah, menyanyikan
lagu dari iwan fals judulnya pesawat tempur, saya tersenyum melihat mereka
semua saat kumpul bersama disini.
Ishak
semakin terdengar suara gitarnya saat memainkan bagian reff ”penguasa-penguasa berilah
hambamu uang beri hamba uang” saya dan semua temanku spontan ikut menyanyikan
itu. Ku bakar satu batang rokok sambil mendengar mereka bernyanyi, kuliat
beranda sosial media di handphoneku, saya
melihat postingan sosial media dari ulan berfoto di cafe bersama teman-temanya.
Kehidupan
ini singkat terasa ketika kita telah lewati waktu dengan kesibukan kita
masing-masing, alam yang berbisu kepada waktu dan waktu tidak melihat siapa
yang akan hidup.
Waktu
menunjukkan jam dua belas malam saya yang masih duduk di sini dan teman-temanku
satu persatu akan pulang kerumahnya, cerita-cerita temanku yang makin panas karena membahas
kondisi politik Indonesia. Ishak dengan
tawanya “pulang-pulang kalau sudah jam begini banyakmi itu ceritanya” semuanya
tertawa.
Semuanya
tertawa
Tidak
hanya itu cerita-cerita kami semakin sesat karena sampai-sampai debat soal
kebenaran.
Apalagi
Ishak sudah mengeluarkan teori Darwin dan teman yang satu mengeluarkan teori imam
syafi’i saya melihat benar-benar bahwa kondisi ini harus saya hindari karena
tidak ada mau mengalah kondisinya sangat terlihat panas.
Saya
berpamitan pulang kerumah
Cakra
: pulangka dulu saya.
Ishak
: sebentarpi pulang, nanti kita sama-sama pulang
Cakra
: sakit kepalaku klo bahas teori begini, tidak nyambung, mending pulang tidur
Ishak
: astaga teori dasarji ini, sebentarpi Pulang cakra!
Cakra
: okok, saya tertawa
Pembahasan
mereka semakin jauh tidak hanya itu saat kuperhatikan semakin dalam semakin
tersesat berdebatan mereka berdua yang terdengar dan waktu menunjukkan jam diam
malam tanpa kupikir panjang dan pamitan saya meninggal mereka semua.
Aku
pulang kerumah dan kubawa motor dijalanan saya hampir menabrak seekor anjing
yang berkeliaran di malam hari, sesampainya dirumah aku lansung terbaring di
kamarku memikirkan apalagi yang harus kulakukan di esok hari selain membantu
pekerjaan bapak di bengkel.
Tinggal
dua hari lagi liburku akan berakhir aku merasa bersedih hati karena kepergianku
ke makassar dan meninggalkan keluarga dirumah, banyak sebab kenapa aku masih ingin
tinggal dirumah ada alasan kenapa aku harus tetap bersekolah dirantauan.
Hari
ini hari minggu kakek dari bapak saya datang kerumah ia memanggilku, dan mengajak saya akan pergi berkebun saya melihat
perlengkapan perkebunan kakek saya terlihat sangat banyak sekali.
Kakekku
: memanggil bapakku, saya melihat mereka berdua dari jauh, saya tidak tau apa yang
mereka bahas berdua.
Bapakku
: temani kakekmu dulu pergi ke kebun nak, karena masih ada motor yang tersisa mau
kukerja.
Kakekku
: sinimi cakra kita ke kebun coklat hari ini
Saya
tersenyum melihat semangat kakekku akan pergi kekebun coklatnya, kebun itu
tidak jauh dari rumah jaraknya sekitar lima ratus kilo meter, saya dan kakek berjalan
kaki tak lama diperjalanan kakek saya hanya terdiam saya tidak tau ada apa
dalam fikirnya dan perasaanya, sempainya di kebun kakek saya menyimpan
barang-barangnya di bawa pohon yang teduh dan mengumpulkan daun-daun yang
kering untuk mereka bakar nanti, saya terlihat seperti anak kecil saat bersama kakek
saya ilmu saya disekolah seolah tidak ada gunanya ketika saya ikut berkebun
dengan kakekku, satu pelajaran penting yang saya petik saat ikut dan melihat perkerjaan
kakek saya sebenarnya adalah kesabaran
sebab ketika menunggu satu pohon yang akan berubah itu sangat menguji kesabaran
seorang petani, termasuk kesabaran kakek saya.
Saya
mengambil penjolok dan memetik buat coklat yang terlihat warna kuning, satu
buah yang terjatuh pas-pas di atas kepalaku rasanya lumayan sedikit sakit kakekku
terlihat sibuk memisahkan kuliat dan isinya dari buah coklat, waktu tidak
terasa terasa melaju dalam kesibukan kami berdua.
Api yang
terbakar tadi mulai meredup asapnya mulai melebar hingga tatapan saya terasa nyeri
hingga air mata teteskan air mata, hasil panen coklat hari ini terlihat sudah terkumpul
didalam karung semua perlengkapan kebun terhambur dan aku mengumpulkannya karena
kelelahan sudah tak mampu lagi untuk melanjutkan pekerjaan, disisi lain tidak
ada cerita dan kata selain bergegas akan pulang kerumah.
Kakek
saya mengangkat karung terlihat coklat itu berada diatas punggungnya kami membawa
pulang hasil panen itu, saya mengikuti arahnya iya berjalan dan aku memegang perlengkapan
perkebunan kakek sedikit lumayan berat, suasana mulai semangat lagi karena kepulangan
kami membawa hasil panen tadi.
Sesampainya
dirumah nenek saya, dia tersenyum melihat kepulangan cucunya dari kebun bersama
kakek, nenek saya bilang kasian aku melihat cucuku yang dari kebun dan tertawa,
tidak lama setelah itu saya berpamitan pulang kerumah.
Sore
harinya saya berada dirumah terlihat bapak saya yang masih sibuk melakukan
pekerjaan, keberadaan saya di kampung halaman sejak hari libur terlihat
keluarga saya hari-harinya di sibukkan dengan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga
besar kami.
Saya
melihat masa depan diri saya sendiri bagaiamana akan menggantikan peran ayah
apakah sanggup menghidupi keluarga seperti keluarga ayahku, tapi keraguan itu
tidak mungkin terus mengganggu pikiranku, saya tetap yakin rencana pencipta tidak akan
bisa melampui rencana kehidupan dunia.
Sore
hari terlihat sangat cerah tak ada mendung, awan dilangit menutup sebagian matahari
dan tatapan itu menyimpan bekas cahaya di benak mata, perlahan akan menjadi senja cerahnya mulai
memanja jiwa akhirnya menghapus sebagian luka, cahaya senja mengalir di lautan
awan kehidupannya mengakar hingga dalam nafas manusia dan berakhir hingga azan
masjid berkumandang tidak ada kata-kata pamit pergi selain menanam doa kepada kekasih.
Hari
liburku berakhir di hari ini besoknya hari keberangkatanku pasti akan dimanjakan
sebuah duka dan cinta ibu, hingga malam ini terisi gelisa berlarut menghambat dalam
tidur karena fikiran-fikiran berlebihan, kusedup secangkir teh hangat menyalakan
korek api untuk sebatangkara yang akan merantau dan kuliah di kota makassar, tidak
ada satupun rahasia kata-kata untuk menceritakan keindahan dunia dan akhir
kehidupan.
Pohon-pohon
menjanjikan buah-buah kehidupan, pohon itu tidak bisa melihat tuannya, perkara
didalam perkara tidak ada habisnya, keikhlasan menuntun jalan untuk ketenangan,
banyak cinta di luar sana yang akan kita jumpai didalam pandangan kita temukan
didalam hati kita bisa rasakan, semua itu sudah tertulis didalam hati manusia yang belum
pernah perdosa.
Jam dua
belas malam semakin susah rasanya untuk tertidur tidak ada keinginan selain ingin
tertidur lelap, padahal hari-hari yang kulewati tadi sudah menguras semua tenaga
didalam diriku, malam ini aku berdoa untuk hilangkan overthinking didalam
fikirku hingga tidak terasa pagi ini membangunkanku dari tidur semalam yang tidak
kusadari.
Pagi
ini terlihat barang-barangku sudah siap yang akan kubawa pergi ke makassar, kulihat
adekku akan berangkat kesekolah terlihat sangat buru-buru aku tak sempat berpamitan
kepada adek saya, tidak lama lagi keberangkatanku ibu terlihat menyiapkan
sarapan pagi.
Ibu :
sebelum kamu berangkat kamu harus sarapan dulu.
Cakra
: iya bu
Ibu
: ingat pesan ibu ini yang paling penting kamu harus lakukan disana pola makan
kamu harus teratur, tidak hanya itu pergaulanmu kamu harus jaga batas dan sopan
santun harus tetap dijaga dengan baik.
Cakra
: iya bu
Ibu
: sarapan sudah siap, ayo makan dulu
Setelah
sarapan selesai bapak saya terlihat sudah berada dalam mobil yang akan membawa nanti
aku kebandara, perpisahan kepada ibu mulai terasa, mencium tangan ibu dengan
pelukan kasih iya berucap kata pisah yang pedih hati terlihat air mata jatuh
kepipi, aku ingin berucap kata tapi tidak bisa kuungkapkan. Perpisahan saya dengan
keluarga adalah ujian paling berat semasa dalam hidupku, melahirkan rasa
kesedihan dan memindahkan pandangan dengan air mata. Bapak saya membunyikan
klakson mobilnya saat mobil ingin melajuh meninggalkan rumah.
Di
tengah perjalanan handphone saya kulihat ada pesan masuk dari ulan
Ulan
: Hati-hati cakra Semoga sampai ke tujuan dengan selamat
Cakra
: terimakasih Ulan
Bapakku
yang menghentikan mobil bapak turun dari mobil melihat sekeliling mobil dan iya
katakan ban mobil kempes, saya mulai khawatir ternyata mobil sudah menyiapkan
ban cadangan, tidak lama mobil sudah selesai dikerjakan hingga perjalanan kami
di lanjutkan kebandara.
Ulan
mengirim pesan lagi tanyakan keberadaaaku sekarang,
Ulan
: kamu dimana
Cakra
: ini masih di jalan menuju kebandara
Ulan
: sama siapa
Cakra
: sama bapak saya
Ulan
: oiya maaf soal kemarin kita tidak sempat bertemu,
Cakra
: tidak papa, saya juga minta maaf soal kemarin karena emosi yang berlebihan
Ulan
: kalau soal itu gak usah khawatir.
Cakra
: do’akan saya supaya cepat sarjana dan dapat kerja kemudian lamar kamu (tertawa)
Ulan
: kalau kita jodoh berarti do'aku tentang kamu pasti Tuhan mendengarkan, jangan
dulu fikir soal itu cakra.
Obrolan
ku berakhir ketika pesawat lepas landas
Bapakku
terlihat tidak banyak bicara iya hanya memberi uang dan berpesan ingat kalau kamu
sudah ada di makassar main perempuan ingat pesan saya yang satu ini.
Saya
mencium tangan bapak saya dan berpamitan pergi, saat berpaling wajah air mataku
seakan mau menetes tapi aku merasa aku adalah laki-laki yang tidak boleh menangis
anehnya air mata tetap saja menetes setiap langkah kakiku, sekitar lima belas
menit lagi pesawat akan terbang kemakassar.
Sewaktu
aku masih bersekolah di SMK teringat hari perpisahan yang terhias dengan dukacita
dan kebahagiaan, tidak mungkin kita bisa mengulang kesalahan karena waktu tidak
pernah mendengar keinginan setiap mahluk yang hidup didunia ajaibnya waktu hanya
berjalan satu detik saja ketika sudah melalui semua.
Pesawat
yang lepas landas tatapan mata menuju ke
jendela terpantul sinar mentari hijaunya
menyimpan kenangan kehidupan
Satu
jam setelah perjalanan ombak awan terasa hingga getaran itu sampai merajuk
dalam ketakutan semua penumpang termasuk saya, badai awan perlahan menjauh dan
pesawat tidak lama lagi mendarat rasa ketakutan itu masih memeluk rasa trauma di
dalam hati, akhirnya pesawat mendarat di bandara sultan hasanuddin makassar terdengar
handphone menandakan panggilan masuk dari ibu saya menanyakan keberadaan saya sekarang
Ibu
: kamu sudah sampai di makassar
Cakra
: iya bu saya baru saja turun dari pesawat
Ibu :
itu uang yang kuberikan tadi sebagiannya pake aja naik ojek,
Cakra
: iya bu
Ibu
: Hati-hati ya nak.
Saat
masih di bandara makassar perasaan saya berubah drastis saat melihat semua keseruan
orang-orang melakukan kesibukan masing-masing, saya masih berdiri menunggu barang-barangku
Tidak lama barang yang kubawa dari kampung sudah terlihat kuambil kemudian
kulanjutkan perjalanan, ketika saat keluar dari bandara saya berputar-putar hingga
tersadar melewati jalan yang sama
beberapa kali dari awal saya mulai curiga dengan kesalahanku hingga tertawa sendiri,
tanpa pertolongan security saya mungkin tidak keluar dari tempat ini bandara
sultan hasanuddin makassar. Keberadaan ku masih di bandara depan pintu masuk sekaligus
pintu keluar, jalan dipenuhi banyak kendaraan
sehingga jalan berubah menjadi sempit padahal jalan sudah sangat luas, terlihat
mobil bus di halte sedang menunggu, saya berjalan kearah mobil bus aku berdiri
melihat didalam, masih ada kursi satu belum terisi, mobil perlahan-lahan melaju
hingga didepan sana terlihat patung besar Sultan Hasanuddin.
Perjalan
mungkin sekitar tiga puluh menit lagi akan sampai di rumah sepupu saya tempat saya
tinggal di perumahan BTP makassar.
Perkenalkan
sepupu saya yang tinggal di perumahan BTP namanya adalah eki iya bersekolah di
Universitas Negeri hasanuddin jurusan manajemen ekonomi,
Mobil
bus memasuki terminal pasar Dayak dan terhenti, satu persatu penumpang turun
dari mobil, saya yang masih duduk di kursi mobil kemudian menghubungi eki untuk
menjemput saya di terminal daya.
Cakra
: halo eki lagi di mana?
Eki
: ini masih di kampus tapi sekarang lagi istrahat di kantin!
Cakra
: bisa jemput saya sekarang di terminal daya, maaf mendadak ka berkabar
Eki
: astaga iya kenapa tidak bilang-bilang kalau mau ke makassar
Cakra
: iya sory eki,
Eki
: ok sekarang saya berangkat kesana.
Cakra
: ok
Kesepian
di tengah-tengah keramaian, kampung halaman teringat pesan-pesan keselamatan hingga
berdiam diri setiap ketikan-ketikan yang menyusun sebuah tulisan, waktu perlahan
hilang dalam setiap kesabaran dan doa-doa menjelma dalam hati manusia. Tidak
ada yang bisa tertanam selain kebaikan dalam sapaan mereka sebagai manusia, ada
yang hilang dibenak pikiran saat kesibukan diselimuti kelelahan.
Waktu
yang tidak kusadari eki datang saat menjemput saya.
Eki
: astaga kenapa tidak berkabar sebelumnya kalau mau berangkat ke makassar
Cakra
: tidak sempat ka eki
Eki
: ayomi kita kerumah dulu, habis itu kita makan
Cakra
: iya
Eki
: hari apa pale masuk kuliah?
Cakra
: hari senin minggu depan
Eki
: oiya nanti kalau sudah mulai kuliahnya, kita sama-sama masuk kampus, nanti kamu
yang bawa ini mobil.
Cakra
: oiya
Di jalan
terlihat gerbang masuk BTP makassar, tidak lama setelah itu sesampainya di
rumah sepupu, saya mengangkat barang-barang dari dalam mobil, saya mengabari
ibu saya lewat telfon kalau anaknya sudah sampai di makassar. Hari ini
kelelahan sangat terasa ketika kulalui semua di perjalanan tadi.
Tidak
ada waktu lagi untuk memikirkan keluarga dikampung halaman, sejak hari-hariku
mulai disibukkan dengan kehidupan dunia kampus, belajar dengan dosen berkenalan
dengan teman-teman baru dan malam disibukkan banyak menyelesaikan tugas-tugas hingga
kelelahan menjadi bahan dalam tidurku.
Ketika
terbangun dalam tidur pesan dari ibuku selalu teringat “jangan pernah
tinggalkan sholatmu sesibuk apapun kamu disana” Kata-kata itu selalu berbisik
dalam ingatanku ketika aku terbangun. hari selasa pagi, saya dan eki sudah
siap-siap akan berangkat kekampus masing-masing, kearah yang sama dengan kampus
yang berbeda, saya mengarah ke unhas untuk mengatarkan eki, setelah itu kemudian
saya jalan sendiri menuju ke umi, di saat lampu merah semua orang terhenti
termasuk kendaraan saya, di keselilingi terlihat banyak sekali kendaraan memanjang
dari depan sampai ujung belakang.
Masih
dalam perjalan ke umi sedikit menguras waktu saya, karena masih belum lancar
membawa kendaraan, dari BTP ke umi jaraknya sekitar tujuh kilometer, pikiran dan
psikologi saya kurasa ada yang berubah drastis sebab tiap hari melintasi jalan
dengan kepadatan kendaraan bahasa kasarnya biasa terdengar macet di di jalan.
Saat
memasuki gerbang kampus, terlihat banyak sekali mahasiswa kemudikan motor dan
sangat cepat sekali, aku melihat itu sejenak saja, mungkin naik motor ke kampus
sedikit lebih hemat dan bisa cepat sampai, tapi dengan kondisi ekonomi saya yang
hanya papasan tidak mungkin bisa membeli kendaraan seperti itu. Untuk saat ini
saya hanya mengikuti perintah dari orang tuaku, kemarin iya menelfon saya soal transportasi
aku mengadu segala macam cara supaya ibu saya membelikan motor baru, tapi ibu
saya belum bisa membelikan saya motor karena kondisi ekonomi hanya bisa
menutupi biaya kuliahku saja.
Saya
pikir ketika bersama eki kekampus mungkin biaya bahan bakar sedikit boros kalau
dengan naik motor bisa menghemat biaya sedikit, namun kondisi keberadaan saya
di kota makassar arus turut mengikuti perintah keinginan ibu dan bapak saya. Selain
itu ada kewajiban-kewajiban harus kulakukan, harus tetap fokus belajar
dikampus, siang tadi mata kuliah saya kalkulus, ada beberapa rumus yang
dijelaskan dari dosen pak balpas, Teman-teman ku sering menyebut namanya pak balpas,
pengalaman belajar di Universitas sangat berbeda dengan belajar di sekolah putih
Abu-Abu.
Menjalani
akhir-akhir semester dua yang sangat singkat rasanya sebab dengan kesibukan-kesibukan
dibarengi sama teman-teman seangkatan, tidak hanya itu banyak juga pelajaran
penting dari semua dosen-dosen saat memberi pelajaran.
Di
makassar bukan hanya tentang menuntut ilmu pengetahuan tapi saya dipertemukan juga
dengan kenyataan kehidupan bisa di bilang kebanyakan drama, kondisi ekonomi,
hubungan kepada keluarga, dan tentang persahabatan.
Tentang
organisasi ada juga pelajaran penting untuk diri saya sendiri, padahal
sebenarnya saya tidak tertarik waktu kakak senior bersosialisasi, Teman-teman
saya ikut menyerukan suara dan tepukan tangan saat kakak senior memberi
Motivasi dan semangat history mereka sendiri, saat setelah itu mereka
membagikan selembar formulir, dan hari itu juga kita harus menjawab semua pertanyaan
dan mengisi biodata.
Senior
saya namanya randika dan yang satu namanya hajar
Randika
mengetuk pintu didalam kelas semua teman melihat termasuk saya, melihat mereka
berdua randika dan hajar sedikit ada yang aneh dalam ruangan kami, sebab
sebelumnya tidak pernah ada yang masuk selain dosen, cara berpakaian mereka
berdua sedikit lebih berbeda.
Teman
satu kelasku namanya dirham berbisik kepada saya
Dirham
: siapa itu cakra?
Cakra
: tidak tau siapa ini!
Randika
langsung bertanya tentang matakuliah hari ini.
Randika
: apa matakuliahmu sebentar?
Dirham
lansung menjawab
Dirham
: ini kak kita lagi menunggu matakuliah kak
Randika
: oiya sebelum datang dosenmu, saya mau dulu perkenalkan kalian organisasi, mungkin
sedikit mengganggu waktu kalian sedikit.
Dirham
: tapi kak kita mau ke padang lampe setelah final di semester ini
Randika
: tunggu dulu belum selesai bicaraku mupotongmi
Dirham
: oiye kak maaf sebelumnya
Randika
: siapa kha ketua angkatan sini
Dirham
lansung menjawab lagi, semua mahasiswa diruangan ini terlihat tenang.
Dirham
: saya kak ketua angkatannya,
Randika
: oiya sebelumnya saya perkenalkan organisasi himpuan ini yang nanti ku sosialisasikan
kepada kalian saya perkenalkan dulu diri saya sendiri, nama saya randika, lahir
di makassar angkatan 2013, oraganisasi saya selama bertarung di dunia kampus, Yang
pertama adalah HMI cabang makassar, yang kedua tekpala dan yang ketiga Himpunan
mahasiswa teknik mesin, Jadi itu saja dari saya mungkin ada pertanyaan?
Randika
: oiya hampir lupa teman ku ini yang satu, hajar.
Randika
melihat hajar dan menyuru untuk perkenalkan dirinya
Hajar
: perkenalkan nama saya hajar, panggil saja hajar, saya angkatan 2015 hobi main
basket, organisasi saya himpuan mahasiswa teknik mesin. Mungkin teman-teman
menganggap kuliah itu seperti dalam film-film yang sering kalian nonton
dibioskop atau di koskos kalian, yang punya rumah di makassar coba angkat
tangannya,
Beberapa
teman saya di ruang kelas mengangkat tangannya,
Hajar
: oiya mungkin itu saja dari saya assalamu’aaalaikum
Randika
melanjutkan percakapan dengan kami,
Randika
: sebelum saya perkenalkan organisasi ini saya mau mengenal kalian semua caba
dari ujung sana perkenalkan diri kalian jangan lupa alamat di makassar.
QSetelah
memperkenalkan diri semua didalam ruangan suamanya semakin akraf, kemudian randika
mengambil alih forum.
Dosen
tiba-tiba datang sedangkan suasana dalam ruangan masih berlangsung sosialisasi
dari kakak randika dan hajar, dalam ruang makin terlihat mengesankan karena
dosen dan randika terlihat tidak akrab saat mereka berhadapan.
Dosen
: apa yang kalian kerjakan di sini dengan adik-adik kalian
Randika
: tidak adaji pak cuman saya minta waktunya sedikit, untuk bergabung di HMM
Dosen
: tidak ada masalah cuman kalian harus liat waktu, sementara adik-adik kalian
masih fokus belajar.
Randika
: mohon maaf pak kalau salah, kalau begitu saya pamit keluar dulu
Dosen
: iya lain kali jangan buat-buat gerakan tambahan
Randika
: iya pak maaf, assalamu’alaikum
Dosen
: waalaikumsalam
Randika
dan hajar telah meninggalkan ruang kelas.
Dosen
masih terlihat emosi dengan hal tadi dan seperti hari-hari kemarin pelajaran
telah dimulai. Setelah terlewati matakuliah tadi, teman-teman seangkatanku mengajak
saya ke kantin yang biasa kita datangi memesan makanan seadanya, bercerita seadanya
dan membahas beberapa mata kuliah yang rumit.
Waktu
terlintas dalam pikiran kita tidak bisa di lewati begitu saja perlu beberapa teman-teman
di lingkungan kita dan kerja sama dalam persahabatan bukan hanya tentang
Persatuan tapi tentang kesabaran untuk mengubah dunia terutama diri sendiri, di
halaman tertentu ada ruang untuk diri sendiri yang paling penting adalah kita
bisa mengendalikan persaan dan mengimbangi pikiran kita.
Di
sore hari kepulangan saya dari kampus rasa kelelahan itu sangat terasa pikiran
capek mental terkuras ditambah dengan perjalanan pulang kemacetan itu menyimpan
kenangan dan kesabaran diri saya, tidak ada yang mudah dalam kehidupan, setiap
manusia menemukan makna dalam ingantannya, masa lalu sangatlah cepat tidak ada
yang bisa mengulang dan tidak ada yang bisa melampauinya.
Di
lampu merah depan unhas saya hampir lupa eki yang masih berada di kampus
menunggu, saya melihatnya dari jauh terlihat sedang menunggu.
Cakra
: sory eki, tadi di jalan macet mungkin kamu lama menunggu kulihat teman-teman
mu sudah pulang semua
Eki
: gak papa, makassar memang begitu, sering macet parah.
Cakra
: eki gantian dulu bawa mobil,
Eki
: oiya sini aku yang bawa
Tidak
lama setelah itu perjalanan menuju ke BTP kita lanjutkan, di pinggir jalan
terlihat penjual gorengan dan aku teringat kampung halamanku, aku ingin singgah
membelinya tapi uang jajan hanya cukup membeli makanan sehari-hari saja dan biaya
tranfortasi. Setelah sampai dirumah eki terlihat cape sekali, mengira cuman
diri saya saja yang cape menjalani ini semua.
Terlihat
di dalam kamar sedikit berantakan ditambah lagi dengan pikiran terkuras karena lelahnya
belajar semua keseruan kita lewati ada pengalaman membekas setiap orang
melakukan sebuah langkah yang berlinang doa-doa, mata kita memandang dunia ada
batasnya dan mata kita melihat tidak sepenuhnya melihat.
Penantian
cahaya, menerbangkan doa-doa dalam cahayanya, kehidupan menuntun jalan untuk
masuk surga, Kata-kata yang kaya dari alam semesta, kata-kata yang berbahaya untuk
para pendosa, menemukan cahaya dari rahasia yang terjaga.
Gemuruh
masjid terdengar, ketika-ketikan menuliskan ingatan di kampung halaman, bisikan
ulan masih menyapa memeluk cinta, Jalan-jalan kenyataan mewarnai khilafnya
manusia, menyatakan lewat perasaan memeluk mimpi dalam pelukan hangat.
Semakin
kita belajar semakin banyak bisa kita pegang ilmu pengetahuan, tidak hanya itu
Dunia
baru akan seluas dari jangkauan kita.
Ibu
menelfon saya, saat sholat malam isya sudah berlalu.
Ibu
: assalamu’alaikum nak
Cakra
: waalaikumsalam
Ibu
: uang kamu masih ada nak?
Cakra
: masih ada bu, oiya ini bu saya lupa, kalau ada uangnya saya mau beli buku.
Ibu
: buku apa?, nanti saya transferkan
Cakra
: buku untuk saya baca bu.
Ibu
: oiya nanti ibu saya belikan buku itu, tapi kamu harus belajar yang benar
Cakra
: bapak saya bu.
Ibu
: saya tidak tau bapakmu kemana, katanya keluar dulu ada urusan penting yang
harus diselesaikan.
Cakra
: oiya bu kalau begitu saya matikan dulu, ini ada tugas dari kampus harus
kuselesaikan, assalamu’alaikum.
Ibu :
oiya nak waalaikumsalam.
Malam
sudah menunjukkan pukul delapan lewat, eki mengajak saya pergi makan malam di
warung makan mas bagong, saya menolaknya, aku merasa masih kenyang.
Eki
: cakra ayo pergi makan gado-gado
Cakra
: saya masih kenyang eki
Eki
: oiya pale saya keluar dulu pergi makan, nanti sekalian saya bungkuskan saja.
Cakra
: terimakasih eki, oiya ini uang kamu ambil
Eki :
simpanmi saja itu uangnya, untuk uang jajan kamu besok di kampus.
Tidak
ada yang terlewatkan tanpa kata-kata melihat waktu untuk kesenangan belajar berimajinasi
dalam sesatnya mata menemukan rindu dalam bahasa merawat beban untuk kenangan melihat
warna dalam bahasa menemukan cinta dalam bahaya.
Mungkin
tidak bisa berubah ketika semua dalam bahaya, hanya satu detik saja bisa saja menghilang,
peran penting hanyalah menemukan halaman yang menyenangkan bukan tentang semangatnya
perjuangan tapi keseruan itu harus terbayar lunas.
Mencari
kebenaran belum tentu menemukan sebuah jawaban, fikiran dan pengalaman yang
telah berlalu bisa saja menemukan hikma, mata kita bisa melihat mana yang
benar-benar harus kita pilih untuk kebaikan diri kita sendiri.
Kita
juga bisa melihat dan memperhatikan bahwa kehidupan itu memang benar-benar
nyata terus untuk apa menjadikan beban sebuah penderitaan, lingkungan kita tergantung
dari kebaikan yang ada dalam pikiran karena semua pertanyaan harus terjawab dengan
hukum-hukum kebenaran.
Tak
lama setelah itu terdengar pintu terbuka eki memanggil saya untuk makan malam, sementara
saya masih bertarung dengan pikiran saya sendiri.
Eki
: cakra ini makanan kamu saya simpan di atas meja.
Cakra
: iya eki simpan saja situ.
Eki
: oiya saya tidur di luan Nha.
Cakra
: iya
Saya
kembali kekamarku, makanan di atas meja belum aku makan juga, tidak ada yang
penting selain menulis di laptop, merumuskan Kata demi kata dalam pengetahuan
dan cinta, tidak lupa juga psikologi tentang diri sendiri, kehidupan yang ada di
dalam diri kita belum tentu baik untuk orang lain, begitu juga orang lain belum
tentu baik kepada kita. Malam semakin larut mimpi-mimpi masih tercatat dalam
tulisan ini, tidak bernyawa tapi akan abadi bagi seorang pembaca, untuk
menemukan mimpi kita tidak bisa melanggar aturan yang tertulis di atas batu.
Untuk
apa mencari yang tidak bisa menjadikan kita sebagai manusia, pengetahuan
buku-buku mengatar kita ke tahap pertama hingga akhir, aturan cinta mengubah barah
api menjadi abu, puisi-puisi sastra menemukan kata-kata didalam tumbuhan, ajaibnya
manusia mampu memainkan bahasa sastra, ajaibnya Tuhan ada rahasianya belum kita
temukan.
Tidak
ada aturan menjadikan kita sebagai hewan, tidak ada manusia ingin ada raja, apa
yang kita butuhkan itulah kehidupan yang perlu kita pertahankan.
Mengapa
ingin merubah dunia kalau diri sendiri belum bisa melihat langkah kaki dan
jejak kaki yang terhapus dengan hujan.
Group
whatsapp terdengar tidak pernah berhenti dengan obrolan teman-teman angkatanku,
kuambil handphone ku baca obrolan merencanakan sesuatu yang akan mereka lakukan
dengan kerja kelompok tidak penting kata-kata itu yang penting mereka menemukan
solusi untuk kerja sama.
Waktu
mungkin sudah tidak memihak kepadaku terasa ngantuk dan tidak tahan lagi dengan
isi pikiran ku, hingga tidak sempat untuk mengabari ulan walaupun sebenarnya
ingin mengabari tapi perjuangan ku harus kuselesaikan karena mimpi-mimpi itu
masih ada dan nyata didepan sana semua pekerjaan di ruang ini harus kuakhiri
dengan tidur nyenyak, selamat malam ulan.
Terdengar
alarm berbunyi tidak penting aku harus bangun cepat, semua buku-buku terlihat terhambur,
tidak ada yang tertinggal pagi ini, semuanya kulakukan harus benar-benar nyata,
mandi kemudian menggunakan pakaian rapi yang paling penting adalah sarapan
pagi, aku yang sudah siap-siap namun waktu belum menunjukkan untuk berangkat
kekampus, eki masih terdengar masih sibuk dan aku menunggu didepan rumah sambil
menulis cerita ini.
Eki
memanggil saya untuk sarapan pagi
Eki
: cakra.. Ayo sarapan pagi dulu
Cakra
: iya eki, aku sudah sarapan tadi,
Eki
: kamu makan apa, ini nasi goreng sudah kubuatkan
Cakra
: tadi saya makan roti bbaka.
Pagi
ini saya masih duduk dengan tatapan mata melihat orang-orang dengan kesibukannya
masing-masing, tidak ada inspirasi yang ada untuk kata dalam tulisanku, hanya
kesegaran udara dan perumahan memikat perasaan penghuninya.
Eki
masih didalam rumah aku masih duduk di kursi dan teh panas hangat bercerita
dengan diri sendiri dengan mengingat ibu dan etta di kampung halaman, tentang
keluarga adalah bahasa tubuh yang tergambar pada orang yang mampu memahami budaya
kita. Makassar sangat matang adatnya sendiri saya yang berketurunan dara Bugis
aku merasa dengan temanku yang berketurunan Bugis makassar sangat beda bahasanya
dan karakternya. Namun kita akrab dengan semangat belajar.
Matahari
terlihat pancarkan sinarnya, tidak ada kepentingan lain selain pergi kekampus
bersama eki, eki meberikan saya kunci kendaraan yang akan kukemudi.
Eki
: ini kunci mobil, ayo kita berangkat kekampus
Cakra
: iya saya bunyikan dulu kendaraannya
Eki
terlihat mengunci rumahnya, kendaraan yang kukemudi melewati pagar rumah dan aku
turun dari kendaraan untuk menutup pintu pagar dan eki menaiki kendaraannya, saya
mengemudi lagi kendaraan itu, ketakutan masih terasa saat membawa kendaraan ini
di kota ini, mungkin karena saya tidak terbiasa dengan hal itu, melewati jalan BTP
sangat ramai terlihat tidak ada kesempatan untuk mengemudi dengan kecepatan
tinggi, jalan-jalan menemukan bahasa yang sangat kaya dan warna yang berbeda.
Di
lampu merah di pertigaan depan unhas terlihat dengan cerita yang berbeda kesibukan
itu sangat nyata dan menarik perhatian saya dan semangat semakin ku pengang
erat, kemudi mengarah gerbang unhas untuk mengantar eki ke fakultasnya,
sesampainya di Fakultas eki, iya turun dari kendaraan bergegas berjalan menuju kelasnya
tanpa sepatah kata pun terucap, kelanjutkan perjalan menuju kekampus ku dengan cerita
berbeda dan perjalanan itu menjadi tidak terasa,
Melaju
disela-sela kesepian tidak habis fikir setiap kata yang tertulis, meratapi yang
terlihat didepan mata cerita itu semakin jauh dari artinya, hampir kutabrak
orang, aku mendadak menghentikan kendaraan nafas itu seakan ingin marah tapi masih
bisa aku fikirkan untuk apa marah, masih terfikir orang itu hampir kutabrak mungkin
rasa trauma itu mengingatkan aku kejadian tadi, sudahlah kenapa harus
terfikirkan.
Perjalanan
terasa seperti keujung dunia menikmati pemandangan bangunan-bangunan di kota yang
ada sangat terlihat rapi bukan hanya itu, tukang becak terlihat sedang menunggu
penumpangnya kesabaran itu sungguh-sungguh terlihat nyata kepada tukang becak
itu, saya melihat keadilan Tuhan benar-benar nyata untuk mereka yang sedang
berjuang untuk mendapatkan rezekinya.
Gerbang
kampusku sudah terlihat, semangat itu sungguh-sungguh semakin terasa kepadaku, tidak
hanya kepadaku mungkin semua mahasiswa merasakan, memperjuangkan mimpi yang
akan mereka capai nanti, sekarang saya sudah sampai di Fakultasku, melangkah
menuju kelas, temanku terlihat duduk di gasebo dan memanggilku mungkin ada kabar
penting untuk di bincang-bincang, padahal sebenarnya saya ingin menuju ke kelas
secepatnya.
Oiya
perkenalkan nama teman kelasku ini namanya ariansya, kami akrab karena
kebersamaan saat menghadapi beberapa kelas yang kita lewati.
Ariansya
: cakra selsaimi tugas kinematika mu
Cakra
: selesai mi
Ariansya
: oiya amanmi itu kukira belumpi
Cakra
: ayomi pake masuk kelas tidak lamami ini masuk dosennya
Ariansya
: sebentar pi belum datang seliat dosennya
Cakra
: oiya
Gasebo
ini kami menunggu kedatangan dosen yang akan mengajar di kelas kami, temanku ariansya
terlihat memainkan handphonennya dan saya sibuk mengetik menyusun kata-kata
yang ingin kutulis didalam cerita sendiri, ariansya bercerita soal oraganisasi yang
kemarin di sosialisasikan dari randika.
Ariansya
: weh itu oraganisasi kemarin mauko ikut
Cakra
: tidak tau juga ini, kalau tidak mengganggu akademik saya usahakan ikuti oraganisasi
itu.
Ariansya
: saya juga ini masih bingung kalau di izinkan ji sama mamaku (tersenyum)
Cakra
: saya juga ari belum pasti ikutka.
Ariansya
: weh datangmi pak Faisal, ayomi ke kelas
Cakra
: saya terburu-buru masuk kelas
Di kelas
semua menunggu dosen pak Faisal yang akan mengajar matakuliah kinematika teknik,
ketua angkatan terlihat sibuk pulang balik mengecek dosen yang akan mengajar
kami, berbincang satu sama lain tiba-tiba dosennya datang,
Pak
Faisal : assalamu’alaikum, selamat pagi semuanya, bagaimana hari ini semua
sehat-sehat, baiklah pelajaran hari ini kita lanjutkan, oiya hari ini ada juga ya
tugas silahkan kalian kumpul.
Tidak
lama setelah itu pelajaran yang dibawakan oleh pak Faisal semua rumus-rumus di
papan tulis sedikit terlihat rumit, salah satu dari temanku bertanya contoh tentang
gerak lurus beraturan, jawab dari pak Faisal menjelaskan gerak lurus beratusan
sangat menarik perhatian saya dalam pelajaran ini karena jawaban memperlihatkan
kenyataan dari perkembangan teknologi sekarang,
Pak
Faisal : gerak lurus beraturan itu kita bisa melihat contoh dari kehidupan sehari-hari
seperti kereta yang melaju dengan kecepatan tetap.
Pelajaran
hari terasa begitu singkat padahal menguras waktu lama hingga dua jam, pak
Faisal mengakhiri pelajaran hari ini dengan singkat iya berkata.
Pak
Faisal : karena waktu pelajaran kinematika sudah berakhir mungkin pertemuan
minggu depan kita bisa lanjutkan lagi, assalamu’alaikum.
Pelajaran
hari ini yang di bawakan tadi sama dosen saya sangat berarti dan membuka cara
berfikirku menemukan hal baru, sebelumnya tidak kulihat dengan casat mata dan sekarang bisa terlihat masuk akal
benda-benda bergerak dengan nyata. Ruangan yang kedengaran bising sebab tidak ada
lagi dosen yang mengajar, Teman-teman terlihat sibuk dengan obrolan satu sama
lain.
Saya
keluar meninggalkan ruangan kelas, mencari hal-hal yang bisa kujadikan pengetahuan
baru dari lingkungan di depan kelas tepatnya di lantai dua, tidak hanya aku
yang berdiri di depan kelas ini, terlihat banyak sekali mahasiswa berdiri dengan
tatapan yang tidak bisa ditebak seperti saya sendiri, orang lain mungkin melihatku
sedang merencanakan sesuatu yang ingin kulakukan, padahal tidak ada sama sekali
pikiran itu.
Begitupun
sebaliknya saya melihat mereka berdiri disana mungkin sedang gelisah karena tak
punya uang, nyatanya mungkin sedang memikirkan yang tidak perlu dipikirkan, lucunya
kalau saling menebak satu sama lain yang belum tentu benar, siapa yang
benar-benar memperhatikan kita kalau bukan diri kita sendiri.
Sambil
menunggu dosen yang akan mengajar di kelas, dirham terlihat sangat sibuk karena
tanggung jawab sebagai ketua tingkat.
Dirham
: tunggu dulu Nha saya pergi liat dosennya dulu di ruang jurusan, teman-taman
tunggu nha.
Pelajaran
yang kedua akan dimulai dengan menunggu di dalam kelas, sambil menunggu sambil
kutulis kata dengan kebingungan jiwa dan dugaan yang menceritakan kebingungan jiwa
dengan bahasa-bahasa yang tidak mudah dicernah, mungkin ada baiknya
menghentikan kata-kata yang membuat seseorang berfikir dua kali.
Dinding
kelas terlihat melindungi seseorang dari panasnya matahari dan tatapan itu
kosong seperti tidak sadarkan diri padahal sedang berusaha menemukan arti setiap
kata-kata yang bersembunyi dalam kenangan, ada baiknya terus berfikir jika
hidup menghamba pada kesesatan yang mendalam, berusaha untuk mencari belum
tentu kita temukan yang terbaik, ada baiknya diam saja tanpa melakukan apa-apa
seperti batu-batu yang digunakan pada bangun hingga puluhan tingkat.
Kadang
tidak kusadari hal-hal penting itu, seperti melewatkan kesempatan untuk
bertanya, kesempatan untuk menolong orang dan memberi manfaat kehidupan kepada
diri sendiri. Mengapa pertanyaan itu tidak pernah berakhir padahal jawaban
sudah ada didepan mata, mungkin masih ada celah di dalam kebenaran, ada baiknya
juga tidak memikirkan hal itu. Sifat tidak peduli mungkin bisa membantu
menemukan kebenaran.
Hari-hari
ini makin banyak hal penting yang harus kufikirkan bukan hanya tentang diriku
sendiri tapi tentang mereka yang belum tau tentang diriku sebenarnya dan
dirinya yang sebenarnya. Manusia disana terlihat sama tapi belum tentu sifatnya
sama namun ada yang menjadi fitra sehingga membuat kita sama untuk menjadi
manusia.
Tidak
perlu menggali lebih dalam ilmu pengetahuan itu, apakah kita bisa menemukan arti
untuk kehidupan yang sementara ini, tidak ada yang melarang kita untuk berfikir
tanpa pikir panjang kita tetap berfikir, kepentingannya Cuma ada satu hanya
untuk diri sendiri, ada baiknya bisa bermanfaat untuk orang lain.
Cinta
membuat kita sadar kepada semua orang yang memiliki cinta yang alami, akan
terlihat kepada pemilik cinta, karena sudah terbiasa cara memainkan cinta, sangat
berbahaya untuk mereka yang tidak bisa mengendalikan hukum-hukum cinta, tidak
bisa terlihat kepada mereka yang belum memahami cara bercinta, tidak ada akhir
kata selama mata itu terbuka walaupun tidak terucap dengan kata-kata.
Menemukan
arti dari tumpah dara melihat arti dari setiap tindakan mungkin bisa kita menilai
dengan cara pandang berbeda, roda itu terus berputar menjalankan akal sehat manusia
yang di tuju hanya satu adalah kebenaran mungkin juga kebahagiaan atau ketidak
adilan, sebab semua manusia menginginkan sesuatu yang bisa menghidupi dirinya dengan
cara yang sehat.
Cara
berpikir seseorang berbeda-beda, denyut jantung semua manusia sama, semua sudah
terjawab dari kekuatan alam dan sumpah kepada pencipta kehidupan dunia dan
akhirat, semua sudah dijanjikan kepada penghuni surga dan neraka, berjalan
sampai keujung dunia aturan ini tetap ada dan tidak bisa diubah.
Memandang
dunia seluas yang tidak terkira melihat didepan mata banyak sekali yang
bercahaya apakah kita mampu melihat kepedihan yang ada didalam hati manusia,
kepedihan itu hanya terasa kepada diri sendiri dan terlihat kepada air mata mereka
yang sedang menangis hingga dara air mata keluar menetes, mungkin ada juga menyembunyikan
agar iya terlihat tetap baik-baik saja.
Setelah
melewati mata kuliah yang kedua saya dan teman-temanku pergi ke kantin untuk
makan siang, kantin itu sudah menjadi tempat mengadu satu sama lain dan menikmati
makanan cepat saji dari ibu kantin, beberapa orang menikmati pemandangan yang dihuni
para bidadari diruang kantin.
Hari-hari
yang sama cerita yang berbeda membuka setiap lembaran menemukan kata-kata yang membahagia
apakah bisa dihianati dengan tanpa bahagia, semua orang yakin hanya ada satu kepercayaan,
semua orang merasakan hanya ada satu perasaan, tidak bisa memutar balikkan walau
bisa itu hanyalah permainan kata-kata.
Siapa
diantara mereka yang akan bahagia tentu saja mereka yang sedang mencarinya, tidak
peduli dengan cara bagaimana untuk menemukan kebahagiaan, banyak sekali cara untuk
menemukan bahagia walaupun keadaan tidak sebaik yang kita kira, jangan pernah kita
saling menyalahkan karena beberapa orang butuhkan perhatian dan kasih atas pertolongan.
Setelah
melewati semua kegiatan yang ada dikampus, sangat tidak terasa semua terlewati dengan
banyak cerita, ada pesan masuk dari whatsapp, pesan itu dari ulan tanyakan kabar
tentang diriku.
Ulan
: cakra lagi apa, tidak pernah ta ada kabar dari kamu ?
Cakra
: iya maaf ulan tidak sempatka berkabar, sibuk sekali ka dikampus
Ulan
: biar sibukki setidaknya berkabarki, sibuk ka juga saya cakra
Cakra
: kaya ada salahku ulan, kenapa ki?
Ulan
: bertanya ki jelas-jelasmi tidak pernah ada kabar ta
Cakra
: iya sekali lagi minta maaf ka ulan
Ulan
: iya saya maafkan, tapi janji selalu berkabar nha.
Hubungan
saya dan ulan sudah menjadi janji yang tidak bisa dihianati, kami akrab saat dibangku
sekolah putih Abu-Abu yang jadi saksi waktu itu hanyalah mataku dan matanya saat
melihat keadaan yang harus kami jalani berdua bahwa keadaan itu sangat mendesak
dan benar-benar harus dipertahankan hingga hari ini, hanya satu keinginan Ulan kadang
tidak terpenuhi dari diriku hanyalah tentang saling mengabari satu sama lain mengambil
resiko apa yang akan terjadi kami sudah siap menghadapi, siap tidak siap kami harus
siap menghadapi resiko itu.
Komentar
Posting Komentar