Dua tahun silam hampir berantakan

Terbebas dari kehidupan gelap aku merasa sedikit lebih tenang karena sebelumnya hidupku selalu tentang hura-hura nongkrongnya selalu yang gelap-gelap kemudian bercerita seolah kehidupan ini hanya tetang diriku sendiri dan teman-temanku di tongkrongan gelap itu, begitulah gambaran egonya didalam kehidupan gelap, setelah menghabis beberapa botol alkohol kami sebagai lelaki sejati ketika lagi mabuk tak pernah berhenti mencari wanita yang akan menemani bercerita, bercerita tentang cinta, hubungan yang toxit, tentang mantan, tentang masa depan, intinya ketika mabuk beraniku kepada wanita tak segan-segan melontarkan kata apa saja, bisa dibilang lelaki bejat menelfon jika wanita tak segan juga berkata jujur padaku. Ditahun dua ribu dua puluh dua waktu itu indonesia bahkan hampir seluruh dunia wabah virus corona tersebar dibagian negara-negara tertentu dan saat itu juga berakhir total, semua orang akan senang karena terbebas dari wabah itu. Yang terpenting dari permasalahan ini adalah kita bisa belajar banyak untuk menjaga kesehatan dalam setiap lingkungan keluarga kita sendiri. Ditahun yang sama saya masih bergelut di dalam kamar, kamar terlihat dengan coretan-coretan yang kuanggap itu menenangkan tapi sebenarnya itu sangat tidak rapi karena coretan itu sangat tidak jelas arahnya. Menatap di luar jendela sambil mendegarkan lagu slank, menghisap satu batang rokok tentu kopinya tak terpisah dari rokok itu, ada-ada saja imajinasi muncul didalam kamar ini, semua manusia sibuk dengan kesibukannya, namanya juga manusia tidak akan lepas dari pekerjaan demi melanjutkan hari-hari berikutnya, menyibukkan diri demi mencapai kesejahteraan, orang-orang kaya tetap kaya, orang-orang miskin tetap miskin, kenyataan ini benar-benar ada dan nyata. Aku sedang dalam perjalanan pergi kekampus motorku terdengar bising, di lampuh merah jalan poros utama makassar, polisi lalu lintas terlihat berdiri di sana dan itu membuatku tidak nyaman dijalan, kerena saya membawa kendaraan tanpa memenuhi persyaran dalam aturan lalu lintas. Saya terbebas dari lampu merah itu dan bahkan setiap hari saya seperti itu, aku melanggar entah kenapa polisi itu membiarkan saya lewat. Di kampus, aku sedang mejalani semester akhir. Di parkiran tepat didepan labolatorium universitas muslim indonesia aku sedang bertemu dengan teman seperjuang skripsi saya, mengingat bahwa kami terancam drop out, karena itu kami sungguh-sungguh untuk menyelesaikan semua tugas-tugas yang tersisa. Menjelang magrip kami sangat lelah sebab tak pernah berhenti bergerak disekitar lingkungan kampus, sangat melelahkan bahkan teman saya berkata “capema kuliah” ucapnya, bergegas untuk pulang keketempat tinggal masing-masing, tak sengaja melihat kedua wanita itu berjalan menenteng sebuah buku, jelas buku itu pasti tugas dari dosen, temanku, alif rafli berkata lagi tentang wanita itu yang berjalan “deh cantik” aku tersenyum dan membenarkannya iya cantik, walaupun sebenarnya anggapanku terlihat biasa-biasa saja. Gilanya teman menghampirinya kemudian bercocologi hanya untuk mendapatkan nomor telphonenya, ada-ada juga hal aneh kulihat dalam dunia kampus dari tingkah teman dekatku. dosen-dosenku tercinta yang kuanggap orang tua kedua di tempat aku merantau yaitu kota makassar. Dunia kampus hanya sedikit bisa aku ceritakan, tentunya sebagai seorang pelajar banyak melakukan aktifitas tentang akademik mengikuti kelas yang diberikan pada dosen-dosen, menyimak apa yang mereka paparkan, setiap hari kami melakukan hal itu dengannya, dosenku. Adapun aktifitas di luar akademik mengikuti organisasi-organisasi yang kuanggap itu baik untuk saya tapi ujung-ujungnya saya menghiraukan hal itu bahkan aku memutuskan tidak lagi bergabung dengan organisasi itu karena aku kecewa dengan seniorku, dan aku melalakukan keputusan secara pribadi, aku merasa tidak perlu mendiskusikan untuk menyelsaikan persolanku, lebih baik meninggalkan organisasi itu, tak perlu aku sebutkan nama organisasi itu jangan sampai namanya tidak baik. Menurutku oranisasi itu penting untuk kita sebagai pelajar karena ada hal lain diluar dari pada sebagai seorang pelajar, kita akan dihadapkan yang namanya dunia kerja, tentu pengalaman organisasi berperan akan hal itu. Pernah mencoba hal-hal saat aku merasa gabut didalam kamarku mencoba menulis lirik lagu tentang cinta, aku melakukan itu sejak aku mulai mengerti tentang dunia musik, waktu itu aku masih semester empat, saya mendiskusikan ini dengan seniorku karena aku pikir seniorku banyak mengerti tentang dunia musik, apa hasil semua dari itu tidak ada satupun lagu yang jadi, aku merasa buntu setiap kali hampir menyelasaikannya, hal ini membuatku prustasi karena melakukan sesuatu tak bisa kuselesaikan. tentang musik saya sering mengomsumsi musik dari luar negeri, musik dari radiohead, greenday, the beatles dan oasis. Kalau musik indonesia saya juga sering mendengar lagu slank,sheila on seven, iwan fals, adapun musik lain kupikir tak penting kutulis semua disini. Jaman sekarang kita begitu mudah untuk mengakses di internet seperti tentang musik dan hal-hal lain yang sesuai keinginan kita. Dunia musik tidak hanya tentang menikmati, mengeraskan volume agar tetangga ikut mendengar, perlu juga kita perhatikan hal jarang tidak terdengar seperti latar belakang dari band tersebut dan siapa penulis lirik lagunya, kemudian kenapa musik itu sangat cepat populer dilingkungan kita, hal sederhana itu jarang sekali kita perhatikan, kadang tak sadar mengulang-ngulang lagu itu saat kita dalam kesibukan atau sedang bersantai, dan kita sebagai penikmat musik kadang juga terjebak kenapa artis tersebut harus kita idolakan bahkan rela habis-habisan ratusan ribu bahkan sampai jutaan demi menyaksikan diatas panggung, lalu mendengar mereka bernyanyi sambil meloncat-loncat kemudian mengeluarkan suara jeritan dan juga mengeluarkan air mata saat lirik lagu itu kena dikehidupannya bahkan ada juga sambil mabuk lalu menikmati musik itu. Kira-kira musik itu obat jiwa atau akan menanamkan luka didalam jiwa, jawabnnya adalah tergantung bagaimana cara kita mendengar musik dengan baik tanpa mengeluarkan biyaya banyak dan mabuk-mabukan, kupikir itu cara yang sehat. Kenapa saya mengkritik tentang biyaya tentang musik seperti membeli karcis dengan harga tertentu, coba kita perhatikan dipinggir jalan sana disudut-sudut persimpangan jalan lampuh merah lihat kulit mereka yang terbakar matahari demi sesuap nasi.

Komentar

Postingan Populer